PORTALNTT.COM, KUPANG – Komunitas warga eks Timor-Timur yang saat ini menetap di wilayah NKRI dan tergabung dalam Organisasi Uni Timor Asw’ain (UNTAS), akan menyelenggarakan Kongres ke III yang dijadwalkan pada tanggal 15 sampai 17 juli 2016, mendatang.
Pelaksanaan Kongres yang dinahkodai oleh Euriko Guteres selaku ketua umum UNTAS, mendapat kecaman dari berbagai pihak, baik itu tokoh masyarakat, tokoh adat serta tokoh politik dari bebera perwakilan eks Kabupaten Timor-Timur, yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Ainaro.
Penolakan penyelenggaraan KOngres ke III ini, menyusul adanya penyimpangan-penyimpangan pandangan dasar dan politik yang dibangun sejak Kongres I dan Kongres II, yang menjadi harapan bagi kurang lebih 11.000 warga eks TImur-Timur (warga baru) yang memilih menetap di Indonesia.
Josefina da S. Barros, salah satu tokoh masyarakat Ainaro, menyesalkan sikap UNTAS yang mengagendakan perubahan atas dasar-dasar perjuangan masyarakat eks Timor-Timur yang menjadi korban politik internasional, yang kurang lebih 17 tahun lamanya mendekam dalam kehampaan.
“Penyelenggaran kongres III dinilai akan menghangcurkan Perjuangan dasar dan sikap politik UNTAS yang dibangun sejak Kongres I pada tahun 2000 lalu, yakni menolak hasil jajak pendapat yang digelar pada tahun 1999 lalu oleh PBB serta PBB harus bertanggung jawab atas hasil jajak pendapat yang sarat dengan kecurangan,” tegas Barros.
Sikap penolakan Komunitas Ainaro yang juga merupakan salah satu perwakilan warga eks Timur-timur ini, tertuang dalam pernyataan sikap, yakni : (1) Kami tidak menyetujui manipulasi dan pandangan umum yang akan meruntuhkan pandangan dasar dan sikap politik UNTAS, (2) UNTAS harus berjalan dan dikembalikan pada kesepakatan pada Kongres I tahun 2000, (3) Kami tidak menyetujui dan tidak akan mengikuti siasat politik apapun dalam Kongres ke III kali ini, karena hanya menguntungkan segelintir oknum yang memanfaatkan keberadaan UNTAS, (4) Kongres merupakan wadah tertinggi organisasi UNTAS, sehingga pelaksanaannya tidak terkesan dipaksakan karena UNTAS merupakan jiwa masyarakat eks Timor-Timur, (5) Kongres hanya untuk mempertanggungjawabkan masa jabatan kepengurusan, bukan untuk merubah pandangan dasar dan sikap politiknya.
Bila itu diperlukan, maka UNTAS wajib menghadirkan tokoh-tokoh pendiri seperti; Bapak Dominggos Soares, Armindo Mariano, Dominggos Policarpo, Herminio da Costa, Fransisco Lopez serta tokoh penjuang yang mewakiki 13 Kabupaten/Kota eks Timor-Timur. (David)