PORTALNTT.COM, ATAMBUA – Genap tujuh tahun sudah Nolviana Cunino (42) merasakan banyak sekali manfaat yang ia peroleh semenjak terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Nolviana, sapaan akrabnya, didiagnosa menderita penyakit gagal ginjal sejak tahun 2017 yang mengharuskannya untuk melakukan cuci darah secara rutin setiap minggunya. Setiap kali memperoleh layanan kesehatan, diperlukan uang yang tidak sedikit khususnya untuk melakukan proses cuci darah. Hadirnya Program JKN memberikan harapan bagi ibu satu anak ini untuk dapat terus melakukan cuci darah dan melanjutkan hidup tanpa khawatir akan biaya yang dikeluarkannya.
“Sudah 7 (tujuh) tahun sebelum sakit saya menggunakan BPJS Kesehatan dan saya tidak menyangka ketika dokter mendiagnosa saya sakit bertepatan ketika saya lulus menjadi Pegawai Negeri Sipil. Saya merasa sangat berterima kasih, hanya Tuhan yang bisa melihat rasa syukur saya. Karena adanya BPJS Kesehatan ini, saya masih bisa duduk dan berbincang. Itu semua berkat bantuan dari Tuhan dan Program JKN yanga luar biasa,” ungkap Nolviana yang merupakan warga asal Bansone ini, Kamis (06/06).
Nolviana merupakan peserta JKN segmentasi Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas dua yang sehari-harinya berkerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) penyuluh pertanian. Selama memperoleh layanan sebagai peserta JKN, Nolviana mengaku bahwa ia tidak pernah mengalami kesulitan ataupun diskriminasi dari pihak manapun baik dokter maupun perawat dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, ia juga mengaku tidak pernah mengeluarkan biaya untuk cuci darahnya tersebut. Dirinya sangat bersyukur bahwa setiap layanan yang diperoleh, prosedur alur dan yang dilaluinya tidak dikenakan biaya tambahan dan telah dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Adanya Program JKN ini sangat membantu pasien cuci darah untuk kami melanjutkan hidup. Meskipun semua pelayanan kesehatan ditanggung, kita harus tetap jaga kesehatan juga. Awal mula sakit, saya dirujuk ke Kupang dari 2017 sampai 2021. Setiap kesana saya harus membawa surat rujukan, jadi harus bolak balik. Kalau mau memperbarui surat rujukan, harus dari tempat terdaftarnya dulu baru bisa ke rumah sakit. Kalau sekarang langsung ke rumah sakit saja, mengisi daftar hadir, tempelkan jari di alat fingerprint sudah bisa langsung dilayani,” ungkap Nolviana.
Nolviana juga mengaku dengan kemajuan teknologi, semakin dipermudah dengan simplifikasi administrasi layanan, seperti sistem fingerprint yang lebih memudahkan peserta dan juga rumah sakit. Dirinya merasa tidak kerepotan lagi ketika surat rujukan yang digunakan untuk mendapatkan layanan cuci darah tidak berlaku dan harus diperbarui di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), karena dirinya mengaku jika sekarang perpanjangan surat rujukan akan dengan sendirinya diperpanjang oleh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Saya sangat puas dengan pelayanan yang saya dapatkan. Saya bisa membandingkan layanan cuci darah tersebut sebelum dan setelah diimplementasikannya sistem fingerprint. Melalui prosedur fingerprint, saya tidak perlu lagi harus selalu kembali ke FKTP untuk mengurus surat rujukan, sehingga administrasinya bisa berjalan dengan cepat. Ini sangat membantu bagi pasien cuci darah seperti saya. Menjadi lebih singkat untuk pelayanannya. Hanya dengan fingerprint, semua beres,” ujar Nolviana.
Nolviana menyampaikan harapannya agar Program JKN dapat terus ada untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Ia juga mengajak teman-teman di sekitarnya untuk mendaftar sebagai peserta JKN karena memiliki banyak sekali manfaat.
“Kita sakit tidak ada yang tahu kapan, jadi sangat penting punya JKN yang aktif supaya tenang,” ujar Nolviana. (af)