Tinjau Lokasi Tanggul Jebol Di Desa Papela, DPRD Rote Ndao Minta Pemda Segera Perbaiki Kerusakan Tanggul

PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kab. Rote Ndao meninjau langsung lokasi tanggul jebol di Desa Papela, Kec. Rote Timur, Kab. Rote Ndao, pada Kamis (1/4/2021).

Tanggul Penahan Air Laut di Desa Papela yang jebol pada, Rabu (31/3/2021) menimbulkan banjir akibat meluapnya air laut yang akhirnya menggenangi perumahan warga dan gedung Masjid setempat, air laut juga merendami kompleks Pekuburan.

Kunker tersebut dilakukan oleh Wakil Ketua DPRD Rote Ndao, Paulus Henuk, SH bersama dengan Ketua Komisi C DPRD Rote Ndao yakni Petrus J Pelle, S.Pd juga Fecky M Boelan, SE selaku Ketua Komisi A DPRD Rote Ndao. Bertujuan untuk meninjau langsung keadaan warga setempat yang terkena dampak banjir, serta meninjau keadaan Tembok Penahan Air Laut yang ambruk.

Didampingi juga oleh Tim Teknis dari Dinas PUPR Kab. Rote Ndao, Wakil Ketua DPRD Rote Ndao, Paulus Henuk, SH menyatakan bahwa Tembok Penahan yang ambruk tersebut harus segera di tangani oleh Pemda Rote Ndao.

“Tembok Penahan ini harus segera di perbaiki agar banjir susulan tidak terjadi lagi. Kasian rumah warga, Masjid dan Kuburan semua terendam banjir dari laut,” pintanya.

Paulus Henuk juga menjelaskan bahwa jika anggaran dari APBD tidak mencukupi, pihak DPRD siap membahas bersama Pemda agar anggaran penanggulangan Bencana bisa ditambahkan lagi dalam Perubahan APBD.

“Dana Tanggap Darurat dalam APBD 2021 ini hanya 6 Milyar lebih. Kalo memang tidak cukup untuk menangani semua dampak bencana alam di Rote selama ini, kita bisa bahas bersama dalam Sidang Paripurna untuk ditambahkan lagi anggarannya dalam perubahan APBD,” lanjut Paulus Henuk, menjelaskan.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Rote Ndao yakni Petrus J Pelle, S.Pd juga menyampaikan bahwa salah satu solusi agar warga tidak terkena banjir air laut lagi adalah dengan di lakukan reklamasi.

Pantauan Media ini di lokasi banjir tersebut, nampak jelas air laut telah menggenangi daratan pesisir sepanjang sekitar 100 meter lebih dari pinggir pantai, dimana ada puluhan rumah warga yang masih terendam air laut, kompleks pekuburan juga sebuah Masjid masih terendam air. Bahkan beberapa Perahu milik nelayan setempat juga tenggelam.

Untuk diketahui bahwa tanggul Tembok Penahan Air sepanjang 300 Meter yang telah dibangun sejak belasan tahun yang lalu kini telah jebol dan tak bisa menahan air laut lagi.

Begitu pula dengan Bronjong Batu yang dibangun sejak tahun 2020 lalu sepanjang 215 meter dengan tujuan untuk mengurangi tekanan air laut pada tembok penahan pun seperti “tak berguna” karna diduga pengerjaan tidak sesuai spek dengan menggunakan campuran batu kali dan batu karang.

Penulis: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali

Komentar Anda?

Related posts