Tim Akreditasi Dinas Kesehatan SBD, Lakukan Kaji Banding di Puskesmas Nunpene

  • Whatsapp

PORTALNTT.COM, KEFAMENANU -Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek kebutuhan hidup masyarakat guna mewujudkan satu kebutuhan dasar. Sehingga puskesmas memegang peran yang sangat penting sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, yakni pelayanan di tingkat pertama, baik itu untuk kesehatan perorangan maupun masyarakat luas.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan maka dilakukan berbagai upaya dalam peningkatan mutu kinerja. Serta peningkatan untuk mengembangkan sistem manajemen dan upaya perbaikan kinerja yang berkesinambungan.

Read More

Pihak puskesmas Nunpene sedang memberikan penjelasan tentang prosedur pelayanan yang diterapkan kepada tim akreditasi Dinkes SBD.

“Kami datang kesini, untuk belajar lebih banyak disini (puskesmas Nunpene,red). Tidak membawa kepintaran, kelebihan kami, tapi kami bawa nama NTT bukan kabupaten, kesuksesan kita nama besar NTT lah yang akan terangkat di mata nasional. Itulah dasar pemikiran kenapa kami mau datang disini, karena karakteristik disini tidak jauh berbeda dengan kami di SBD,” ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan Sumba Barat Daya, drg. Margaretha Selan, MM, yang juga pendamping akreditasi pokja UKP, di hadapan seluruh staf puskesmas Nunpene, Jumat (6/10/2017).

drg. Selan menjelaskan di kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) memiliki 13 puskesmas dan baru dua yang sudah terakreditasi. Tahun ini rencananya ada 4 puskesmas (Bondo Kodi, Tenggaba, Watukawula dan Kori) yang akan diajukan untuk diverifikasi oleh supervisor dari Kementrian Kesehatan RI.

“Yang sangat kami harapkan, tidak bermaksud mengambil atau mendahului posisi puskesmas Nunpene sebagai puskesmas madya, tapi kami ingin dari belakang, kalau Tuhan berkenan untuk Madya ya, puji syukur,” tegas drg. Selan diamini seluruh peserta yang hadir dengan tepuk tangan.

Pihak Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara (TTU) yang diwakili Sekretaris Dinkes SBD, Julentius B. Kabelen, SE saat menerima kunjungan Tim Akreditasi Dinas Kesehatan SBD mengatakan untuk mewujudkan puskesmas terakreditasi itu dibutuhkan waktu, tenaga, uang, kekompakan dan pengorbanan.

Diakuinya banyak kendala yang akan dihadapi, dan itu suatu hal yang lumrah, untuk itu diperlukan semangat petarung dan pihak Dinas harus menempatkan posisinya dengan selalu memberikan pendampingan yang utuh, mulai dari persiapan sampai saat pengujian dari tim supervisor.

“Kami kerja dari pagi sampai malam, bahkan tidur di puskesmas, sehingga diperlukan keseriusan dari semua komponen. Kepada para suami dan istri, kami lakukan pendekatan biar jangan ada dugaan yang lain dan kami dari pihak Dinas tetap setia mengawalnya,” ungkap Kabelen.

Terkait keuangan, Kabelen mengatakan semua itu bersumber dari dinas kesehatan dan puskesmas, tinggal bagaimana kepala puskesmas bersama seluruh stafnya mengatur teknisnya seperti apa. Memang banyak pengeluhan atau suara-suara minor dan pesimis, sehingga dibutuhkan semangat pengorbanan karena tujuan akreditasi ini untuk jangka panjang dan manfaatnya pasti akan dirasakan.

“Ketika tim melakukan penilaian banyak aspek yang akan dikaji sehingga mulai dari kepala puskesmas sampai ke jenjang yang paling bawah harus benar-benar siap. Sopir saja harus sudah tahu kapan harus ganti oli, atau dengan jumlah BBM sekian akan bisa mencapai jarak tempuh berapa kilometer, jadi semuanya dinilai,” kata Kabelen membagikan pengalaman yang terjadi di Dinkes TTU sehingga saat ini bisa memiliki 9 puskesmas akreditasi (5 akreditasi madya dan 4 akreditasi dasar) dari 26 puskesmas yang ada di kabupaten TTU.

Untuk itu Kabelen mengharapkan dengan ada kaji banding dari Dinkes SBD bisa saling berbagi ilmu.

“Kami sadar bahwa ketika telah berstatus akreditasi belum sepenuhnya sempurna, sehingga apa yang menjadi kelebihan kami bisa dijadikan contoh dan mungkin ada yang kurang dari kami disini dan itu berbeda di SBD tolong bagikan dan tinggalkan bagi kami disini juga,” imbuhnya dengan penuh harap.

Sementara itu Ester Dabi Dede, S.KM, M.Kes, kepala seksi pelayanan kesehatan primer yang juga berada di bagian pokja admin mengaku capaian yang diraih puskesmas-puskesmas di TTU sangat memotivasi bagi Dinkes SBD. Pasalnya dengan karakteristik daerah yang hampir tidak jauh berbeda, hal itu bisa diwujudkan, sehingga Dinkes SBD merasa perlu untuk melakukan kaji banding di beberapa puskesmas untuk dijadikan rujukan bagi puskesmas di SBD.

“Kami optimis dengan kaji banding hari ini, kami akan memiliki banyak ilmu yang bisa diterapkan di SBD. Apa yang menjadi harapan kami di 4 puskesmas yang akan diverifikasi akan bisa terwujud dan bisa mendapatkan status akreditasi madya,” ungkap Dabi Dede dengan penuh keyakinan.

Pelaksana harian puskesmas Nunpene, Fernindo Stefanus de. A. Koi, Amd.Kep, mengatakan bangga mendapatkan kunjungan dari Dinkes SBD yang akan melakukan kaji banding terkait status akreditasi.

Menurutnya, Puskesmas Nunpene baru saja meraih status akreditasi Madya pada bulan Desember 2016. Semua itu berkat kekompakan seluruh staf puskesmas.

“Kami bekerja dari pagi sampai malam, pernah sampai jam 3 pagi. Memang sangat melelahkan tapi jerih payah kami semua akhirnya membuahkan hasil yang maksimal dan itu benar-benar kami rasakan dan juga masyarakat yang kami layani,” ungkap Fernindo.

Lanjut Fernindo dengan status akreditasi madya saat ini, Puskesmas Nunpene bertekad di tahun 2019 untuk mewujudkan status akreditasi utama dan paripurna yang paling akhir.

“Berbagai persiapan terus kami benahi perlahan-lahan, memang masih banyak yang perlu disiapkan tapi kami optimis akan bisa mewujudkan puskesmas Nunpene dengan akreditasi Paripurna,” tegasnya.

Turut hadir dalam kunjungan tim akreditasi Dinkes SBD, Pokja UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) Eni Mala, Pokja Admin Ester Dabi Dede dan Angelina Wungo, Pokja admin, Ibu Paskalina Andung dari puskesmas Tenggaba, Pokja UKM Nurlaila dari puskesmas Kori dan Adriana Marsyembung dari puskesmas Watukawula, Pokja UKP (Upaya Kesehatan Perorangan), Dokter Maria Angelina Gollu dari puskesmas Bondo Kodi.

Sementara itu tim fasilitator dari Dinkes TTU dihadiri, Kepala Puskesmas Napan, Bas Haumein (pokja admin) Kepala Puskesmas Eban, Clara M. Th. Boleng (pokja UKM), Samuel Tomasowa kepala puskesmas Manufui (pokja UKP), dr. Kristina A. Tael Batak.

Pantuan media ini, dalam kunjungan ini tim akreditasi Dinkes SBD memberikan cinderamata berupa tenun ikat khas SBD kepada pihak Dinkes yang diterima Sekretaris Dinas TTU dan Plh Puskesmas Nunpene. (Epy)

Komentar Anda?

Related posts