PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Enam orang anggota tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur tiba di Kabupaten Rote Ndao, Jumat (14/12/2018) dengan tujuan untuk memantau dan melakukan penangkapan terhadap Buaya yang selalu muncul di sekitaran pelabuhan Baa, tempat wisata tiang bendera dan kelurahan Metina.
Thedorus Nim Tefa, SH selaku ketua Tim dari ke-6 orang anggota BKSDA ketika dikonfirmasi wartawan di kelurahan metina yang sedang merancang perangkat apung mengatakan kehadiran pihaknya di kabupaten Rote Ndao untuk menangkap buaya yang bermunculan di pelabuhan Baa dan sekitarnya sesuai informasi dari masyarakat melalui media dan ada 4 cara unik yang digunakan untuk menangkap binatang buas tersebut.
“Ada 4 cara yang kami pakai untuk berupaya menangkapnya yakni menggunakan perangkat Apung, Snar Arpung, Snar Bait dan jaring,” katanya.
Theodorus Tefa mengungkapkan untuk menangkapnya perlu di pakai umpan seperti anjing atau anak babi di dalam perangkat apung dan di mata apung juga di Snar Bait. Kalau untuk Jaring ketika sudah melihatnya bermunculan di lepaskan di tempat yang biasa di lewati buaya.
“Ke 4 tempat tangkap tersebut dilepaskan di sekitaran pelabuhan Baa di tempat yang buaya selalu muncul dan kami tetap memantau dan kami sudah menangkap ulang-ulang buaya di NTT menggunakan 4 cara ini dan selalu berhasil tidak pernah gagal,” katanya.
Menurut Thedorus Tefa Buaya selalau muncul dikarenakan mendapat gangguan di habitatnya dan saat di tangkap ia menyerang petugas maka terpaksa harus di eksekusi tetapi saat di tangkap dia tidak menyerang maka di serahkan ke pihak konservasi pasalnya buaya itu salah satu binatang yang dilindungi.
“Dia menyerang petugas saat ditangkap maka di eksekusi tapi dia tidak menyerang maka diserahkan ke pihak konsevasi dan kami berada di Rote selama enam hari,” ungkapnya. (Nadus)
Komentar Anda?
