PORTALNTT.COM, WAIKABUBAK – Puluhan Tenaga Penyuluh Kristen Non PNS di Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diangkat berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementrian Agama Republik Indonesia nomor 234 tahun 2018, hingga saat ini belum menerima haknya atau honor, terhitung sejak mereka diangkat 22 Juni 2018 tahun lalu.
Kondisi ini sangat meresahkan para penyuluh yang telah bekerja sepenuh hati namun hak mereka belum bisa terpenuhi.
Salah satu tenaga penyuluh yang tak ingin namanya dipublikasikan, ketika menghubungi media ini mengaku sangat resah karena tidak ada kepastian nasib mereka.
“Saya sejak diangkat tahun lalu belum menerima honor berdasarkan SK yang kami terima. Sementara ada beberapa teman yang lain sudah menerima hak mereka. Lalu kami yang lain terkesan ditelantarkan, tidak ada kejelasan yang jelas tentang nasib kami,” katanya.
Merasa demikian, Ia dan beberapa teman pernah menanyakan hal ini pada para pejabat di kantor Departemen Agama Kabupaten Sumba Barat namun jawaban diberikan justru semakin memperumit nasib mereka.
“Kami pernah menanyakan perihal nasib kami dan jawaban yang disampaikan bahwa honor kami sudah diberikan oleh pusat namun masuk ke Provinsi lain. Dan kami pun meminta solusi apa yang akan diberikan terhadap kami, namun kami tidak mendapatkan jawaban yang jelas sehingga nasib kami terkatung-katung tanpa ada kejelasan,” katanya dengan penuh kepasrahan namun diakuinya Ia tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Sementara itu kepala seksi urusan Penyuluh agama Kristen non PNS Kantor Kementrian Agama Kabupaten Sumba Barat mengaku informasi yang disampaikan tentang belum adanya pembayaran honor sejumlah tenaga penyuluh itu memang benar adanya.
“Memang benar ada sekitar dua puluhan orang belum menerima honor. Sementara yang lainnya sudah. Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak pusat terkait hal ini dan jawaban yang diberikan bahwa uang untuk honor tersebut telah dikirimkan melalui rekening, namun sampai saat ini belum masuk rekening kami,” ungkap Bili Lende pada media ini, Senin (30/9/2019).
Ditanya tentang solusi apa yang akan diberikan terhadap nasib para tenaga penyuluh, Bili Lende mengaku telah berupaya namun tidak bisa berbuat apa-apa karena hal itu tanggung jawab pusat.
“Kami sudah beberapa kali pertanyakan hal ini namun jawaban yang kami terima juga tidak adanya kepastian. Malahan kami diduga makan uang oleh para tenaga penyuluh, dimarah bahkan dicaci maki. Kami hanya pasrah sambil menunggu saja tanpa ada hal yang mampu kami lakukan,” katanya dengan pasrah. (Red)