PORTALNTT.COM, MAUMERE – Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sangat dirasakan Petrosia Pagan (37), warga asal Desa Higetegera, Maumere, Kabupaten Sikka. Ia baru menyadari betapa besar manfaat Program JKN dalam membantu biaya pengobatan mamanya yang masih berlangsung hingga saat ini, tepatnya di Rumah Sakit Santa Gabriel Kewapante. Petro, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa ia sangat bersyukur karena mamanya terbantu Program JKN.
“Awal mula kejadiannya pada 1 Januari 2024, mama terlambat makan hingga malam hari. Kebetulan saat itu yang tersedia di rumah sayur nangka dan mama makan banyak. Setelah itu pun mama langsung tidur. Namun, ternyata keesokan harinya setelah bangun, mama merasakan sakit perut. Kondisi mama pada waktu itu sangat mengkhawatirkan, apalagi usia mama sudah di atas 60 tahun. Karena kata mama sakitnya tidak tertahankan, saya dan keluarga segera membawa mama ke rumah sakit,” ungkap Petro, Kamis (04/01).
Ia mengakui pelayanan di rumah sakit sangat baik. Ia merasa sangat puas karena mamanya langsung dicek oleh dokter dan mendapatkan tindakan medis tanpa menunggu berlama-lama. Pengurusan administrasinya pun tidak ribet, karena Petro hanya diminta menunjukkan identitas diri mamanya berupa KTP. Tidak perlu kartu JKN fisik, apalagi berkas-berkas fotokopian.
“Sampai di rumah sakit kami langsung dilayani dengan cekatan. Kami hanya diminta untuk menunjukkan KTP mama. Karena mama sudah jadi peserta JKN aktif, jadi mama dapat pelayanan gratis. Kami tidak mengeluarkan biaya pengobatan apapun. Dokter dan perawat di sini juga sangat sigap, kebutuhan kami selalu diperhatikan dengan baik,” ujar Petro.
Petro juga bercerita, mamanya pernah beberapa kali berobat di Puskesmas, biasanya karena sakit ringan seperti batuk, pilek, atau demam. Menurut Petro, sang mama selalu menggunakan JKN sebagai penjamin biayanya. Meskipun gratis, pelayanan kesehatan yang mamanya terima selalu baik. Tak pernah sekalipun mamanya mendapat diskriminasi pelayanan. Mama Petro juga diberikan pelayanan yang sama dengan pasien umum yang membayar dengan biaya pribadi, sehingga ia merasa puas dan senang berobat menggunakan JKN.
Selain mamanya yang telah merasakan manfaat Program JKN, Petro menceritakan bahwa adiknya dua tahun yang lalu juga pernah menggunakan JKN untuk membiayai operasi usus buntu. Petro sering mendengar isu terkait rawat inap peserta JKN hanya tiga hari saja, namun ternyata informasi tersebut tidak benar.
“Adik saya dua tahun yang lalu operasi usus buntu menggunakan Program JKN dan dirawat selama lima hari. Tidak seperti isu yang sering kami dengar bahwa pasien JKN hanya dirawat selama tiga hari. Nyatanya, adik saya dirawat sampai sembuh. Pada waktu itu kami juga tidak ada mengeluarkan biaya karena sudah ditanggung Program JKN. Semua perawat dan dokter melayani dengan baik,” ujar Petro.
Petro sangat bersyukur karena ia dan keluarga sudah menjadi peserta JKN. Seluruh biaya pengobatan dan juga biaya rawat inap mamanya telah ditanggung oleh Program JKN. Alih-alih khawatir akan biaya pengobatan, Petro pun bisa menaruh fokus sepenuhnya dalam merawat dan menjaga orang tuanya.
“Saya sangat berterima kasih kepada Program JKN yang sudah banyak memberi manfaat kepada masyarakat, terutama yang membutuhkan bantuan biaya dan pelayanan kesehatan. Saya yang sedang merawat mama yang sedang sakit tidak pusing memikirkan biaya lagi. Semua beban terasa ringan, kami pun berterima kasih kepada pemerintah yang sudah mendaftarkan kami menjadi peserta JKN,” ucap Petro. (gt/si)