PORTALNTT.COM, KUPANG – Dalam tradisi Gereja Katolik, proses menuju beatifikasi atau pemberian gelar orang Kudus bagi seseorang yang telah meninggal sebagai santo-santa merupakan jalan yang panjang dan berliku. Dibutuhkan doa dari semua pihak termasuk kaum awam. Termasuk bukti-bukti fisik yang outentik dan bukti penyembuhan dan lainnya, maka melalui Komunitas Suster-Suster Putri Renya Rosari yang didirikan oleh Mgr Gabriel Manek dibentuklah Sahabat Monsinyur Gabriel Manek sejak beberapa tahun lalu di seluruh dunia, yang kini jumlah anggotanya hampir mencapai 2000 lebih orang.
Untuk mendukung proses itu, Minggu, (15/12/2024) bertempat di Aula Kapela Santu Agustinus Bello Paroki Santu Fransiskus dari Assisi Kolhua Komunitas Sahabat Monsinyur Gabriel Manek (SMGM) Cabang Bello Kota Kupang dibentuk dengan Ketua Gregorius Takene.
Pada kesempatan itu Penasehat Sahabat Monsinyur Gabriel Manek (SMGM) pusat Dr Anton Bele menjelaskan, Almarhum Monsinyur Gabriel Manek semasa hidupnya dikenal luas sebagai uskup kaum miskin karena karya dan kedekatannya dengan kaum papa termasuk mereka yang sakit. Sehingga sampai sekarang telah terjadi sejumlah mujisat besar maupun mujisat kecil karena mereka berdoa kepada Tuhan melalui perantara Monsinyur Gabriel Manek.
“Seperti orang terpapar miskin asal Maluku dengan doa terus menerus kepada Tuhan melalui Monsinyur Gabriel Manek kini ia telah memiliki usaha yang besar dan sekarang dinobatkan sebagai Ketua Umum SMGM, kemudian ada seorang ibu hamil di Lembata yang karena sakitnya difonis oleh dokter tidak bisa dibantu dengan medis terapi setelah berdoa di Kapel Gabriel Manek di Larantuka si ibu itu akhirnya bisa melahirkan normal dan sekarang anaknya sudah usia sekolah SMP, termasuk seorang bapak yang sakit jiwa tujuh tahun dengan doa dan meminum air yang diberkati Monsinyur Gabriel Manek semasa hidupnya bapak itu kini sembuh dari sakit,” urai Anton.
Anton Bele menambahkan, atas keputusan Bapa Suci di Vatikan maka kini alamarhum Mgr Gabriel Manek menyandang gelar Servus Dei atau Hamba Allah. Untuk proses ini saja memakan waktu cukup lama, bertahun-tahun, salah satu bukti pendukung menjadi Hamba Allah adalah Jasatnya masih utuh sampai saat ini.
“Sejauh ini belum ada orang Indonesia yang dianugerahi gelar orang kudus oleh Gereja Katolik, dan kita terus berdoa dan berharap agar proses lasimnya Gereja Katolik ini bisa terjadi kepada diri Mansinyur Gabriel Manek tentu dengan bukti-bukti sebagaimana disyaratkan tradisi gereja,” tamba Anton Bele.
Sementara itu Ketua SMGM Kota Kupang sekaligus Bendahara II SMGM Pusat, Adrianus Ceme pada kesempatan itu menjelaskan, Komunitas Sahabat Monsinyur Gabriel Manek (SMGM) merupakan Komunitas awam yang dibentuk oleh Kongregasi Suster-Suster Putri Renya Rosari (PRR) beberapa tahun ini dengan anggota tersebar di seluru pelosok dunia dan Indonesia dengan semangat utama adalah doa.
“Perkumpulan kaum awam ini tidak saja berdoa kepada Tuhan dalam proses pemberian gelar orang Kudus kepada Monsinyur Gabriel Manek tetapi juga berdoa bersama melayani mereka yang papah dan sakit, sebab kekuatan doa Gabriel Manek telah banyak membuktikan khasiat atau mujisatnya, sehingga dengan demikian semua kita yang membutuhkan bisa tertolong karena doa kepada Tuhan melalui Gabriel Manek, dan semoga dengan hadirnya SMGM Bello saat ini dapat membawa berkat bagi mereka dan kita semua yang membutuhkan pertolongan Monsinyur Gabriel Manek,” ucapnya.
Komunitas SMGM Cabang Bello Keuskupan Agung Kupang merupakan Komunitas yang ke 127 dengan Ketua Umum Fransiskus Loeky Tjoa yang berkedudukan di Surabaya.
Gabriel Yohanes Wilhelmus Manek terlahir dengan nama Lay Tjong Sie di Ailomea, Belu, NTT pada 18 Agustus 1913. Ditahbiskan sebagai imam pribumi pertama NTT pada 28 Januari 1941 dan bergabung dengan kongregasi SVD. Pada 25 April 1951, diangkat menjadi Uskup Larantuka. Kemudian terakhir diangkat menjadi Uskup Agung Ende dan mengundurkan diri sebagai Uskup Ende akibat usia lanjut pada 19 Desember 1968.
Gabriel Manek merupakan seorang imam SVD dan juga uskup pribumi kedua di Indonesia setelah Mgr. Albertus Soegijapranata, S.J.
Mgr Gabriel Manek meninggal pada 30 November 1989 di RS Sint John, Lakewood, Denver, Amerika Serikat. Dan pada 2007 dipindahkan ke Larantuka NTT, uniknya Saat peti matinya diangkat dan dibuka pada 14 April 2007, jenazah dan juga peti matinya, masih utuh meski sudah dikubur selama 17 tahun dan tubuhnya tidak diawetkan.
PENGURUS SAHABAT MONSINYUR GABRIEL MANEK (SMGM) CABANG SANTO AGUSTINUS BELLO
1 PENASEHAT: Bapa Donatus Manehat
2 KETUA: Gregorius Takene
3 WAKIL KETUA: Elias Haumeni
4 SEKRETARIS: Adriana Kase
5 BENDAHARA: Magdalena Takene
6 LITURGI: Yohana Bistolen
7 HUMAS: Maria Bistolen
Dengan Pastor pendamping dan moderator Kelompok SMGM untuk Keuskupan Agung Kupang NTT yakni RD Longginus Bone, Pastor Paroki Santo Fransiskus dari Assisi Kolhua Kota Kupang. (Goe)