PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan konsep Merdeka Belajar yang diusungnya. Menurut Nadiem, “Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid.
Informasi ini disampaikan Sekjen Badan Musyarah Perguruan Swasta (BMPS), Rm. Darmin Mbula, saat ditemui wartawan usai menghadiri kegiatan sosialisasi yang dilakukan BMPS Provinsi NTT, di Aula Komodo, Kantor DPD RI Perwakilan NTT, di Kupang, kamis (23/1/2020).
Romo Darmin mengatakan bahwa sekolah dikatakan berkualitas kalau bisa dipercaya oleh public, dan kepercayan public akan tercermin lewat alumni sekolah, “kepercayaan public akan Nampak ketika lulusannya buat apa, lalu jadi apa dia di masa depan”.
Oleh sebab itu sekolah harus betul-betul memikirkan apa kualitas murid dan kualitas alumni, oleh karena itu bukan hanya standar yang dikerja namun dinbutuhkan kreatifitas dari sekolah untuk mendesain kurikulumnya sedemikian rupa, sehingga benar-benar menjawab kebutuhan peserta didik untuk saat ini, “jadi kebutuhan apa yang dibutuhkan siswa untuk saat ini, saat ini yang dibutuhkan adalah kreatifitas siswa, bisa melakukan sesuatu yang punya nilai tambah, selain itu siswa juga dituntut untuk berani berkomunikasi, era digital sekarang tuntutannya komunikasi dalam bahasa asing yakni bahasa inggris,” katanya.
Lanjut Romo Darmin, seluruh proses pembelajaran harus mengarahkan anak harus berkomunikasi, selain berkomunikasi maka dituntut juga agar anak harus bekerja sama lintas daerah, nasional maupun lintas Negara, maka untuk mewujudkan hal ini, seluruh aktifitas di ruang kelas harus membawa anak memiliki kemampuan, lift skill yang tinggi.
Maka yang dituntut dari sekolah adalah kepercayaan yang tinggi dari pemerintah supaya sekolah-sekolah bisa merancang rencana dan proses pembelajaran di ruang kelas sungguh-sungguh membawa anak bisa menjawab kebutuhan saat ini, maka yang dipikirkan bukan hanya siswa dapat nilai, rangking dan sebagainya tetapi lebih pada kemampuan yang dimiliki siswa, kompetensi seperti apa dan karakter seperti apa yang harus dikuasai.
Siswa saat ini harus dilatih untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, mempunyai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan untuk bisa bekerja sama.
Oleh sebab itu untuk mewujudkan kemampuan siswa yang seperti ini, guru-guru diajak untuk berubah, guru harus belajar, oleh karena itu ke depan bukan hanya siswanya belajar tetapi juga gurunya harus belajar.
“komunitas guru belajar itu sangat penting, selama ini kita berpikir bahwa sekolah itu hanya siswanya yang belajar, tetapi gurunya enggan untuk belajar” ungka romo Darmin.
Agar timbulnya dorongan bagi guru untuk belajar maka harus ditunjukan oleh kepala sekolah yang punya keinginan untuk belajar, tantangan saat ini bukan hanya supaya murid bisa belajar tetapi tantangan yang paling berat untuk merubah sekolah adalah kepala sekolah dan gurunya harus belajar, menciptakan komunitas belajar, ini yang diharapakan menteri pendidikan.
Filosofi merdeka belajar dan guru penggerak, pertama-tama guru dan kepala sekolahnya belajar terus menerus sehingga menjadi role model, “anak itu bisa melihat, oh guru saya juga belajar, maka kami juga ada gairah untuk belajar”.
Era Menteri Nadiem, mengembalikan suasana ekosistem sekolah kepada sekolah yang bersangkutan, bukan lagi menunggu petunjuk dari atas, “control dari atas, kalau tidak ada petunjuk dari atas kami tidak buat apa-apa, sekarang justru terbalik, mebangun manajemen berbasis kepercayaan, ini yang harus betul-betul dikuatkan di satuan pendidikan, kepercayan. Supaya guru-guru belajar,” pungkasnya. (***)