Program JKN Sangat Membantu Pasien Gagal Ginjal

PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit katastropik yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Selain dampaknya yang amat berbahaya bagi tubuh manusia, biaya pelayanan kesehatan pasien gagal ginjal pun sangatlah mahal. Hemodialisa atau yang lebih akrab dikenal masyarakat dengan swebutan cuci darah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal dengan biaya yang tidak murah.

Noura Susantry (36) warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur ini sempat pesimis ketika mengetahui suaminya divonis menderita gagal ginjal. Terbayang dalam ingatannya biaya jutaan rupiah yang harus ia keluarkan ketika suami tercintanya menjalani hemodialisa di rumah sakit.

Read More

“Awalnya Saya tidak tahu harus bagaimana dengan keadaan suami saya ini. Yang pasti penyakit gagal ginjal harus sesegera mungkin ditangani, meskipun biayanya sangat mahal,” ujar wanita yang akrab disapa Noura ini.

Beruntung pemerintah hadir dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Meski menelan biaya sangat besar, program mulia ini tetap menanggung sepenuhnya biaya pelayanan hemodialisa pasien dengan gagal ginjal asal sesuai prosedur. Noura yang baru saja dilantik sebagai ketua Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Wilayah Nusa Tenggara Timur akhir tahun 2019 ini juga menyampaikan bahwa banyak rekan-rekan sesama pasien gagal ginjal menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah gotong royong membantu pasien gagal ginjal.

“Kami sangat berterima kasih kepada peserta JKN-KIS di seluruh Indonesia, karena dengan menjadi peserta JKN-KIS berarti telah membantu sesama terutama pasien dengan gagal ginjal,” ujarnya.

Sebagai ketua KPCDI, Noura turut mengadvokasi pasien cuci darah yang mengalami kesulitan mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Melalui komunitas cuci darah, pasien gagal ginjal dapat saling bertukar informasi dan berbagi pengalaman dalam mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Saya pernah audiensi dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur untuk bersama-sama meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat, beliau sangat mendukung sekali. Oleh karena itu saya mengharapkan pasien HD yang menjadi peserta JKN agar selalu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan,” tutupnya. (dh/ib)

Komentar Anda?

Related posts