PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Sebagai salah satu program strategis pemerintah, Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah menyentuh seluruh penjuru tanah air. Rote Ndao yang merupakan kabupaten paling selatan di Indonesia adalah salah satunya.
Septhy Dethan seorang guru yang bertugas di Sekolah Dasar (SD) Inpres Batulai, Desa Kuli, Kabupaten Rote Ndao ini telah merasakan manfaat dari program JKN-KIS. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) ia terdaftar sebagai peserta penerima upah (PPU).
“Walaupun saya tinggal di pelosok Indonesia, tapi saya pernah merasakan manfaat pengobatan gratis dari pemerintah, melalui program JKN-KIS,” ujarnya pada Selasa (31/03).
Septhy begitu sapaannya pernah dirawat karena mengalami gejala tipes dua tahun lalu di Rumah Sakit Umum daerah Baa. Selama mendapatkan perawatan di rumah sakit satu-satunya yang ada di Pulau Rote itu, Ia merasakan pelayanan yang diberikan sangat baik. Ia merasa tidak mendapatkan diskriminasi maupun dikenakan iur biaya. Selama mengikuti prosedur dan indikasi medis, tidak ada iur biaya saat berobat sebagai peserta JKN-KIS.
Bagi kebanyakan orang Rote, terdaftar sebagai peserta JKN-KIS memberikan ketenangan tersendiri karena tidak perlu mengkhawatirkan biaya pelayanan di fasilitas kesehatan yang sangat mahal.
“Kami tidak perlu memikirkan biaya pelayanan rumah sakit seandainya kami dirujuk ke luar pulau. Rumah sakit yang fasilitasnya lengkap sudah tersedia di Kota Kupang. Beberapa teman saya pernah mengalaminya, bahkan sampai di rujuk ke Surabaya,” Kata Septhy.
Pada masa lalu, sakit merupakan hal yang paling ditakuti bagi masyarakat. Selain akses transportasi yang menjadi kendala, biaya yang mahal juga yang menyebabkan masyarakat enggan berobat ke fasilitas kesehatan. Masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif yang terkadang justru memperparah kondisi kesehatan.
Ia menceritakan bahwa seluruh anggota keluarganya sudah terlindungi oleh program JKN-KIS. Tidak itu saja, tetangganya sebagian besar sudah dijamin oleh Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagai Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Ia sangat mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap kesehatan warganya.
“Sekarang, kami tidak perlu memikirkan masalah biaya, cukup masalah transportasi saja yang kadang masih merepotkan apalagi kalau cuaca buruk, akses transportasi terutama penyebrangan laut pasti tidak ada setiap saat,” tutupnya sambil tertawa. (dh/ib)