Portal NTT – PT Pertamina (Persero) berminat untuk menggarap bisnis hulu minyak dan gas (migas) di Iran guna menambah pasokan minyak nasional. Ketertarikan itu muncul setelah Pertamina memutuskan untuk menjajaki kerjasama impor Liquified Petroleum Gas (LPG) dan minyak mentah dengan negara teluk Persia tersebut.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, perusahaan akan mengikuti lelang biasa demi mendapatkan blok kelolaan tersebut. Hal ini, tegasnya, bukanlah jasa imbal balik perusahaan atas rencana impor dari Iran.
Menurutnya, rencana ini berbeda dengan kerjasama hulu sebelumnya, seperti dengan OJSC Rosneft, yang memperbolehkan Pertamina mengambil bagian (share) hulu migas di Rusia sebagai kesepakatan pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
Selain itu, lanjut Dwi, ini juga berbeda dengan wacana penambahan blok kelolaan di Aljazair yang ditawarkan langsung oleh Pemerintah setempat melalui perusahaan pelat merahnya, Sonatrach.
“Ini kesempatan yang sangat bagus. Kami juga sampaikan keminatan untuk memiliki usaha hulu migas. Kami sekarang ikut tender dengan treatment tender biasa,” ujar Dwi ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (30/5). (CNN)