PORTALNTT.COM, PONU – Sadar akan pentingnya jaminan kesehatan merupakan alasan Wenseslaus Kani (50) dan keluarga mendaftar sebagai peserta JKN sejak tahun 2019 lalu pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas III. Ditemui dikediamannya di Desa Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Vinsen mengatakan bahwa ia pernah menabung setiap hari untuk membayar tunggakan iuran BPJS Kesehatan.
“Pada tahun 2019, saya daftar menjadi peserta BPJS Kesehatan. Awalnya saya rutin membayar tiap bulan namun setelah itu saya sudah tidak bayar lagi karena jarak dari rumah ke tempat pembayaran itu lumayan jauh, kurang lebih 75 kilometer. Selain itu, saya juga terkendala dari sisi finansial. Karena itu, akhirnya saya tidak bayar sampai dengan dua tahun,” ujar Vinsen saat ditemui pada Senin (10/10).
Singkat cerita, suatu hari putra dari Vinsen terkena demam berdarah dan ia belum membayar tunggakannya kurang lebih tiga juta rupiah. Vinsen akhirnya memutuskan untuk menjual seekor sapi miliknya dan memilih sebagai pasien umum dengan membayar sekitar empat jutaan untuk membiayai perawatan sang putra yang tengah rawat inap di rumah sakit kala itu.
“Jujur saya sangat menyesali kejadian waktu itu. Akhirnya saya bicarakan ke istri saya, bagaimana kalau kita sisihkan Rp 10.000,- setiap harinya untuk kita lunasi tunggakan iuran BPJS kita. Kita menabung itu kurang lebih satu tahun. Puji Tuhan akhirnya terkumpul lebih dari empat juta rupiah. Saya langsung kontak Kader JKN bahwa saya akan melunasi tunggakan saya,” ceritanya.
Vinsen yang sehari-hari berjualan sayur sekaligus tukang tambal ban di bengkel miliknya ini mengatakan bahwa ia sadar akan kewajiban membayar tunggakannya tersebut sehingga ia berinisatif untuk menabung dan melunasi tunggakan tersebut.
“Pada bulan Agustus lalu, saya sudah lunasi semuanya. Kemudian, dari kantor kecamatan juga sedang mendata masyarakat yang akan menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah daerah dan saya mengajukan untuk kami sekeluarga. Puji Tuhan sekarang iuran saya sudah dibayarkan oleh pemerintah daerah,” tuturnya.
Berkaca dari pengalamannya, Vinsen berpesan bagi peserta PBPU untuk selalu membayar iuran tepat waktu agar terhindar dari tunggakan. Ia juga berterima kasih dan berharap kepada pemerintah agar tetap mempertahankan program ini karena sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia. (ir)