PORTALNTT.COM, WAIKABUBAK – Sejumlah Aktivis WALHI NTT, YKBH sarnelli, GMNI, GMKI Cabang tambolaka bersama masyarakat Lamboya melakukan aksi damai memperingati 100 hari meninggalnya Poro Duka yang tewas dalam peristiwa di pesisir pantai Marosi di depan Kantor Bupati, DPR, ATR/BPN, Mapolres SB, Selasa (7/8).
“Kedatangan kami hari untuk menuntut keadilan atad meninggalnya poro Duka April lalu yang sampai pada detik ini belum terungkap dan kasus ini belum ada titik terangnya kepada publik. Kami menanyakan sampai dimana kasus ini ditangani oleh pihak terkait,” ungkap Deddy F.Holo koordinator lapangan (Korlap).
Menurutnya peristiwa (25/4/2018) yang merenggut nyawa Poro Duka di pesisir pantai Marosi, Desa Patiala Bawa belum secara serius ditangani oleh kepolisian maupun penegak hukum lainnya.
Oleh karena itu kami menuntut secara tegas kepada presiden RI.
1.Menghentikan seluruh kebijakan pembangunan dan segala bentuk investasi yang mengorbankan hak hidup dan kelestraian lingkungan serta memiskinkan masyarakat di Patiala bawa dan masyarakat Sumba.
2.Menindak tegas oknum termasuk pimpinan wilayah dan lembaga negara yang terlibat dalam pelanggaran HAM di pesisir Marosi Patiala bawa kecamatan Lamboya Sumba Barat – NTT pada (25/4/2018) yang lalu.
3.Memulihkan korban HAM di pesisir Marosi, desa Patiala bawa kecamatan Lamboya Sumba Barat.
4.Mengembalikan hak Ulat Adat warga masyarakat Sumba.
5.Memberikan tanah terlantar dan terindikasi terlantar di pesisir Marosi kepada rakyat lewat program Tora.
Kepada Kapolri dan Panglima TNI.
1.Mengusut pelaku kekerasan dan penembakan poro duka serta pemimpin pasukan yang Indisipliner sesuai hukum pidana yang berlaku.
2.Mengusut dan menindak semua pihak yang terlibat pada pemaksaan dengan mengerahkan pesonil polisi dan TNI yang berlebihan pada pengukuran tanah pesisir Marosi desa Patiala bawa kecamatan Lamboya Sumba Barat NTT.
Kami yang mengenang duka yang mendalam kepergian saudara kami, dengan penuh kepedulian merindukan tegasnya keadalan di bumi pertiwi tercinta.
GMKI dan GMNI cabang tambolaka saat audiens dengan Kapolres SB, bersama keluarga korban menyampaikan, jika beberapa minggu ke depan, kasus ini belum ada kejelasan, kami GMNI dan GMKI bersama teman-teman akan turun lagi untuk menanyakan kejelasan tersebut.
Kapolres SB,AKBP Michael Irwan Thamsil S.IK, memebrikan apresiasi terhadap aksi Damai yang dilakukan oleh pihak keluarga bersama GMNI dan GMKI.
“Saya telah bertemu keluarga korban saat saya tiba menjadi kapolres SB, mengantikan kapolres AKBP Gusti Maychandra Lesmana dan itulah wujud pimpinan Polri untuk memperhatikan kasus ini sehingga Kapolres sebelumnya di copot dari jabatan kapolres SB, dan saya mengantikannya,” ungkap Kapolres Thamsil.
“Berkas-berkas atas kasus ini sudah dilimpahkan ke Polda NTT, kalau berkas telah di limpahkan, maka Polda NTT yang akan menangani kasus ini, Merekalah yang mempunyai kapasitas lebih baik dari kami sehingga mereka yang menangani kasus ini. Kami menunggu dari polda NTT, kami tetap mengikuti aturan yang ada,” kata Kapolres SB.(Mus)