PORTALNTT.COM, BAJAWA – Perayaan Misa Jumat Agung di Paroki ST Paulus Jerebuu, Jumat 15 April 2022 kali ini begitu berbeda dari perayaan-perayaan sebelumnya.
Untuk pertama kalinya, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ikut dalam perayaan Misa Jumat Agung di Paroki ST Paulus Jerebuu.
Ini sebuah kebanggan yang tentu tak akan pernah dilupakan umat paroki Jerebuu, karena orang nomor satu di NTT, rela melaungkan waktunya untuk bersama-sama dengan rakyatnya dalam perayaan keagamaan.
Turut mendampingi Gubernur, Bupati Ngada, Andreas Paru, Noer Fauzi Rachman dari Yayasan Bambu Lestari (YBL), Monika Taduhandari (YBL), dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah setda Provinsi NTT dan Kabupaten Ngada.
Perayaan Paskah tahun ini juga terasa istimewa karena jatuh bersamaan dengan bulan Ramadhan.
Pastor Patris, SVD dalam khotbahnya mengatakan Yesus cinta salib dan rela meminggul salib ke Kalvari dan wafat di kayu salib.
“Yesus mau menunjukkan belas kasih Allah pada umat manusia. Salib Yesus adalah tanda cinta pada manusia yang berdosa, rela menyelamatkan manusia dari belenggu dosa dan berbagai tekanan penguasa dunia,” kata Pastor Patris.
Lewat Salib, kata Pastor Patris, Yesus membawa kabar gembira Allah bagi kaum papa, miskin. Mewartakan kebebasan bagi kaum tergusur dan tertindas, perjuangan melawan ketidakadilan dalam masyarakat.
Menurut Pastor Patris, Yesus mencintai salib karena itulah misiNya turun ke dunia.
“Mari kita semua mencintai salib kita masing-masing. Jangan cepat menyerah karena pada waktunya kita akan menuai kebaikan,” pesan Pastor Patris.
Sementara itu Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dalam kesempatan itu menyebut bahwa Kabupaten Ngada memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Ngada akan dengan mudah meningkat apabila konsisten untuk berani memanfaatkan potensi alam yang kaya dengan memproduksi dan membeli produk dalam daerah.
“Kita punya segalanya di daerah ini, ada tenun yang bisa kita pakai setiap saat kita bekerja. Kita harus dorong produksi tenun kita sendiri dengan membeli dan memakai setiap hari,” ucap Gubernur Laiskodat.
Gubernur mendorong kepada masyarakat Jerebuu untuk bisa mandiri dan mampu menciptakan produk sendiri serta berhenti mendatangkan dan membeli barang-barang dari luar.
Gubernur NTT menyebut, sebagian besar barang-barang tersebut bisa diproduksi oleh masyarakat sendiri.
“Kita harus bisa pakai barang kita sendiri. Ada kopi enak dan terkenal yang bisa kita hasilkan sendiri, ada sepatu, tas dan baju yang bisa kita tenun sendiri. Jika kita bisa buat semuanya sendiri maka kita akan sangat kaya. Kita disebut miskin karena banyak uang kita yang kita bawa ke luar daerah kita,” tegas beliau.
Gubernur juga terus berupaya agar industri-industri kecil dapat dibangun di Nusa Tenggara Timur untuk terus meningkatkan pendapatan daerah dalam proses pembangunan perekonomian yang lebih baik ke depan.
“Saat di Maumere, saya melihat kita sudah mampu membuat mesin parut kelapa dan mesin cacah batang jagung sendiri. Kita juga bisa membuat sampo dan sabun dengan berbagai rasa seperti, aroma kopi, aroma coklat. Kita harus dukung agar meskipun tidak sempurna. Nantinya dari yang tidak sempurna ini lama-kelamaan akan menjadi sempurna. Kita harus lakukan ini agar uang kita jangan sampai lagi keluar ke luar daerah,” tutup beliau.
Momentum penuh kehidmatan dalam bulutan toleransi ketika Gubernur mengikuti Ritual penyembahan Salib.
Selanjutnya diikuti oleh Noer Fauzi Rachman yang saat itu sedang menjalani ibadah puasa. Ia begitu kusuk maju depan Salib Kristus dan melakukan penghormatan.
Para rombongan Gubernur lainnya juga begitu kusus bersama umat mengikuti ritual penyembahan salib hingga selesai. (Jefri Tapobali)