Penduduk Miskin di NTT Bertambah 7,4 Ribu

  • Whatsapp

PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG –
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur merilis, jumlah penduduk miskin di Provinsi NTT bertambah 7,4 ribu orang dari periode September 2017 yang mencapai 1134,74 orang menjadi 1142,17 orang pada maret 2018 dari total jiwa 5,3 juta jiwa di Provinsi NTT. Meski secara jumlah naik tapi secara presentase penduduk miskin di NTT mengalami penurunan sebesar 21,35 persen pada Maret 2018 dibandingkan September 2017 sebesar 21,38 persen.

Kepala Badan Pusat Statistic Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si mengatakan bahwa, disparitas kemiskinan tertinggi terjadi di daerah pedesaan dibandingkan perkotaan.

“Tingkat kemiskinan yang paling tinggi terjadi di pedesaan yakni sebesar 24,74 persen dibandingkan tingkat kemiskinan masyarakat perkotaan yang hanya 9,94 persen,” ungkap Maritje di kantor BPS Prov NTT, Senin (16/07) siang.

Maritje juga mengatakan bahwa faktor meningkatnya jumlah angka kemiskinan di NTT disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, terjadinya inflasi sebesar 1,81 persen pada periode September 2017 – Maret 2018. Sedangkan pada periode 1 tahun Maret 2017-Maret 2018 terjadi inflasi umum sebesar 2,25 persen. Tingkat kesejahteraan petani meningkat pada bulan Maret 2018 sebesar 104,48 meningkat 1,48 poin jika dibandingkan September 2017 sebesar 103,00. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) bulan February 2018 sebesar 2,98 persen. Gini ratio Provinsi NTT periode Maret 2018 0,351 turun 0,008 poin dari periode September 2017 sebesar 0,359.

Menurut Maritje, komposisi yang mempengaruhi tingkat garis kemiskinan tertinggi ialah garis kemiskinan makanan yang meningkat sebesar 2,35 persen dari Rp. 346,737 per kapita per bulan pada September 2017 menjadi 354,898 per kapita per bulan pada Maret 2018. Sedangkan sisanya 21,41 persennya dipengaruhi oleh garis kemiskinan non makanan.

Maritje juga menambahkan bahwa komoditi makanan yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan adalah beras dan komoditi non makanannya yaitu perumahan.

“komoditi makanan yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan masyarakat pedesaan periode September 2017-Maret 2018 yakni komoditi beras sebesar 41,29 persen dan 31,24 persen untuk masyarakat perkotaan. Sedangkan komoditi non makanan yang paling besar berpengaruh pada garis kemiskinan periode September 2017-Maret 2018 yakni perumahan 10,38 persen untuk masyarakat perkotaan dan 7,14 untuk masyarakat pedesaan,” tambah Maritje. (Yasinta)

Komentar Anda?

Related posts