PORTALNTT.COM, NAGEKEO – Pemerintah Nagekeo mengapresiasi kegiatan workshop peningkatan kapasitas pelaku usaha pariwisata. Pasalnya, kepariwisataan sebagai salah satu bagian dalam pembangunan daerah diupayakan sejalan dengan konsep dan prinsip yang berkesinambungan dan berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi pemerintah daerah Nagekeo.
(Baca juga: Seluruh Pelaku Usaha Pariwisata Nagekeo Ikut Workshop Peningkatan Kapasitas Usaha di Destinasi Pariwisata)
Penegasan ini disampaikan wakil Bupati Nagekeo, Paul Nuwa Veto saat membuka kegiatan workshop yang dilaksanakan di Hotel Sinar Kasih, Mbay, Selasa (30/5/2017). Dikatakannya, sektor perkembangan ekonomi kreatif di bidang pariwisata mempunyai peluang yang besar di pasaran.

“Saya pikir ekonomi kreatif di bidang pariwisata dapat berpotensi tinggi untuk di kembangakan dan dapat menangkap peluang pasar,” katanya.
Menurutnya, kegiatan workshop merupakan salah satu bentuk upaya pengembangan keahlian pelaku pariwisata yang dinilai masih terbatas.
“Saya memandang kegiatan workshop ini sangat penting karena mampu mengasah dan meningkatkan kemampuan pelaku dan pemandu wisata, untuk mengetahui secara baik metode promosi pariwisata daerah,” ungkap Nuwa Veto.

Nuwa Veto juga menambahkan potensi pariwisata daerah Nagekeo harus menjadi target utama seperti fashion atau tenun ikat, kerajinan tangan dan wisata kuliner. Perkembangan sektor pariwisata secara menyeluruh menjadi tanggungjawab pemerintah sebagai fasilitator.
“Dalam penekanan kepariwisataan yang utuh, pemerintah daerah mempunyai tekad yang utuh dalam pembangunan keperiwisataan harus menyentuh keseluruhan integritas masyarakat Nagakeo,” ujarnya.
Nuwa Veto juga berharap kaum muda turut ambil bagian dalam perkembangan sektor pariwisata daerah Nagekeo.
“Saya berharap setelah workshop ini sekurang-kurangnya dapat menggugah

hati dan pikiran para pelaku usaha secara khusus generasi muda dalam perkembangan bidang pariwisata,” katanya.
Prisko salah satu pelaku wisata kuliner mengaku hingga saat ini belum bisa mengembangkan usaha kuliner karena terkendala dana.
“Kami harapkan pemerintah dalam hal ini melalui kesempatan ini ada anggota DPD RI, bapak Abraham Paul Liyanto bisa menjembatani agar pemerintah bisa memberikan dukungan bagi kami dalam hal bantuan dana,” imbuh pria asal Ngada yang kini berdomisili di Mbay.
Menurutnya dalam memajukan usaha wisata kuliner, pemerintah harus giat melakukan event-event sehingga memberi kesempatan pada para pelaku usaha wisata kuliner dapat mengembangkan usahanya.
Sementara itu Kartini salah satu anggota PHRI mengaku telah mengikuti beberapa kegiatan workshop ataupun bimtek kepariwisataan dan Ia pesimis pariwisata Nagekeo bisa maju dan berkembang. Pasalnya salah satu kendala yang dihadapi masyarakat adalah persoalan wilayah atau tempat wisata.
“Banyak persoalan yang ada di daerah ini yaitu lokasi wisata dimana tempat-tempat itu merupakan tanah ulayat yang masih diperebutkan oleh beberapa pihak. Nah, kondisi ini sangat berdampak bagi pariwisata di sini,” kata Kartini.
Lanjut Kartini, dalam upaya peningkatan pariwisata maka diperlukan event-event untuk memperkenalkan destinasi wisata yang ada di daerah ini.
“Para turis mancanegara itu lebih banyak menentukan tujuan wisata itu ketika ada di jalan. Melalui bantuan internet mereka lalu mencari lokasi-lokasi yang unik untuk dikunjungi. Kita di Nagekeo itu banyak obyek wisata hanya saja belum diperkenalkan atau di ekspose, untuk itu peran pemerintah sangat penting dalam peningkatan di sektor pariwisata,” tandasnya.
Dalam workshop ini, kementerian Pariwisata melalui Dinas Pariwisata NTT menyerahkan bantuan kepada para pelaku pariwisata di Nagekeo, berupa megafone, payung untuk tempat usaha, dan beberapa jenis bahan untuk membantu dan memperlancar kegiatan para pelaku wisata di obyek wisata yang ada. (Jefri)