NTT Alami Kenaikan Inflasi 0,73 Persen

PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Nusa Tenggara Timur pada bulan juni 2018 mengalami inflasi sebesar 0,73% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 132,93. Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,80% sedangkan Kota Maumere mengalami inflasi sebesar 0,28%.

Penegasan ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistic Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si dalam jumpa pers di Aula Kantor Badan Pusat Statistics Provinsi NTT, Senin (02/07/2018). Menurutnya inflasi juni 2018 di NTT terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada seluruh kelompok pengeluaran.

“Meskipun Lebaran telah usai, Inflasi bulan Juni tetap saja meningkat. Inflasi terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran selain kelompok bahan makanan. Kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi terbesar sebesar 4,22%, di ikuti kelompok makanan sebesar 0,21%, kelompok sandang 0,10%, kelompok kesehatan 0,07%, kelompok perumahan, air, listrik gas dan bahan bakar 0,04% dan yang terakhir kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02%. Sedangkan untuk kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,18%,” jelas Maritje.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk kelompok bahan makanan yang merupakan penghambat inflasi Juni 2018 yakni berupa daging ayam ras, ikan kembung, tongkol, daun singkong, tahu mentah , ikan cakalang, bunga papaya, sawi putih, cabai rawit, kangkung, tomat. bawang merah, sawi hijau, pisang, pepaya dan kentang.

Maritje juga mengatakan bahwa Pada Juni 2018, 82 kota di seluruh Indonesia mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 2,71% sedangkan untuk kota terendah terjadi di Kota Medan dan Pekanbaru dengan inflasi sebesar 0,01%.

Pada kesempatan yang sama Maritje juga menyampaikan terkait Nilai Tukar Petani (NTP) yang mengalami peningkatan sebesar 105,26% jika di bandingkan dengan NTP Mei yang sebesar 104,69%, artinya bahwa daya beli / daya tukar petani lebih baik dibandingkan dengan pengeluarannya.

“Dari perbandingan ini dapat disimpulkan bahwa NTP Juni 2018 naik 0,55% jika dibandingkan dengan NTP Mei 2018. Dapat disimpulkan bahwa tingkat daya beli petani di pedesaan meningkat. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan oleh petani menurun sedangkan pendapat petani dari hasil pertanian meningkat,” pungkasnya. (Yasinta)

Komentar Anda?

Related posts