Modus Minta Sumbangan, Oknum TNI Diduga Aniaya Warga

Poulus Nyo korban penganiayaan.

PORTALNTT.COM, MAUMERE – Berkedok menjalankan proposal untuk sumbangan, Salah satu oknum anggota TNI yang bertugas di Kabupaten Sikka diduga menganiaya Poulus Nyo warga dusun Bajo RT 005, RW 002, Desa Geliting, Kecamatan kewapante, Rabu (28/09/2016) pukul 10.00 Wita.

Menurut Poulus Nyo, kejadian sekitar jam 10.00 pagi, ketika ia sedang melayani pembeli yang belanja di tokonya. Tiba-tiba ada 3 oknum TNI  yang datang, dua berpakaian dinas dan satu lagi berpakaian preman.

Kedatangan mereka, saya langsung menanyakan bagaimana bapak, apa yang bisa saya bantu? dan pelaku yang berpakaian preman tersebut menjawab kami datang membawa proposal  sumbangan dan saya bilang bersabar sedikit karena masih melayani pembeli.

Selesai melayani pembeli, saya meminta untuk melihat proposal tersebut, tetapi pelaku langsung marah  dan bilang ini proposal asli bukan tiruan.

“Bapak saya lihat dulu proposalnya, tetapi pelaku tidak mau saya melihat  proposalnya dengan nada yang kasar dia minta untuk kembalikan proposal sehingga saya  kembalikan proposal itu,” kata Poulus.

Lanjut dia, tiba-tiba pelaku  tersebut menolak lemari yang berisi rokok  dan banting hingga jatuh kena di wajahnya dan cucunya hingga mereka berdua terluka.

“Lemari yang jatuh itu membuat dia terluka dan cucunya kepala bocor sehingga langsung dilarikan kerumah sakit,” ujarnya.

Poulus Nyo mengatakan, ketika melihat kami terluka, pelaku langsung kabur dan kedua temannya juga ikut jalan begitu saja, sehingga kita tidak tahu kemana arah mereka pergi.

Ia juga menambahkan, bahwa  ingin melihat kebenaran proposalnya karena selama ini yang dialami adalah orang yang datang membawa proposal selalu menjual nama institusi polisi maupun TNI sehingga ia selalu memberikan sumbangan tetapi kita cek kebenaran kepada institusi tersebut mereka sendiri bilang bahwa mereka tidak pernah meminta sumbangan.

“Atas kejadian tersebut, saya tidak mau terulang kembali karena saya selalu dibohongi oleh orang yang menjual nama institusi,” tegasnya. (AN)

Komentar Anda?

Related posts