Menteri Agama Ingin Tak Ada Lagi Perbedaan Melihat Hilal

Mentri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan pemerintah terus membuka dialog antar pemuka agama Islam dalam menentukan posisi hilal yang menandakan masuknya bulan Ramadan. (REUTERS/Olivia Harris)

PORTALNTT.com, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan pemerintah terus membuka dialog antar pemuka agama Islam dalam menentukan posisi hilal yang menandakan masuknya bulan Ramadan bagi ummat Muslim di Indonesia.

Ia bermimpi, pada suatu saat nanti seluruh kelompok Islam di Indonesia bisa menggunakan metode yang sama dalam melihat hilal yang dapat diterima semua pihak.

Pemerintah, menurut Lukman, sudah bertahun-tahun menggunakan dua metode dalam melihat hilal, yaitu rukiah dan hisab.

“Kita memang perlu duduk bersama menentukan kriteria, sehingga posisi hilal seperti apa atau di mana posisi hilal memungkinkan dapat dilihat sehingga menghindari perbedaan di kemudian hari,” kata Lukman di kantornya, Minggu (5/6).

Ia juga menjelaskan, alasan pemerintah menggelar sidang isbat secara tertutup tahun ini karena tidak ingin perdebatan yang terjadi antar peserta selama sidang berlangsung menimbulkan polemik di masyarakat.

“Menurut kami yang lebih diperlukan masyarakat adalah hasilnya. Daripada lebih banyak buruknya daripada baiknya,” kata Lukman.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat K.H. Ma’ruf Amin mengaku bersyukur kedua organisasi masyarakat keagamaan dengan basis pengikut terbesar yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bisa bersama-sama melaksanakan ibadah puasa mulai esok, Senin (6/6).

“Kami bersyukur tahun ini mulai bersamaan, sehingga tidak perlu disibukkan dengan hiruk pikuk perbedaan. Bahwa masih ada kelompok lain yang belum sama, kami akan mendukung pemerintah menjalin metode yang bisa menggabungkan semua,” kata Ma’ruf. (*cnnindonesia.com)

Komentar Anda?

Related posts