PORTALNTT.COM, MAUMERE – Veronika Dafoni (23) merupakan Warga Desa Langir Kecamatan Kangae yang menjadi Peserta JKN dari segmen PBI APBN. Ia mengaku sangat bersyukur telah menjadi Peserta JKN. Di masa bahagianya mengandung anak pertama, wanita yang akrab disapa Foni selalu mengandalkan Program JKN.
“Saya sedang mengandung anak pertama. Tujuan datang kesini mau rubah fasilitas kesehatan, sebelumnya dari Puskesmas Waigete sekarang mau ke Puskesmas Waipare karena sudah pindah ikut tinggal dengan suami. Kemarin cek kehamilan di Puskesmas Waipare dan saya dilayani, tapi katanya kalau tetap berlanjut cek disana disarankan pindah ke Puskesmas Waipare. Saya harap bisa terus pakai Program JKN ini,” tutur Foni (02/11).
Foni mengaku pelayanan tenaga medis dipuskesmas sangat baik. Ia diperiksa secara lengkap di laboratorium di puskesmas meliputi tes darah lengkap, tes golongan darah, tes gula darah acak, tes Hepatitis B, HIV, Sifilis, dan Tes Reduksi Urine. Bidan juga mengecek kandungan Foni dan menanyakan keluhan yang ia rasakan di kehamilan trisemester pertamanya. Foni merasa senang karena pemeriksaan kehamilannya dijamin oleh Program JKN, ia pun tidak diberatkan dengan biaya pemeriksaan yang besar.
“Saya bersyukur sudah jadi Peserta JKN, karena kemarin pada saat pemeriksaan kehamilan bidan melayani dengan sangat baik. Kedepan saya diminta untuk cek kondisi kehamilan secara rutin. Saya juga tidak perlu bayar karena sudah jadi Peserta JKN,” ungkap Foni.
Bukan hanya Foni, kedua orang tuanya juga sudah menjadi Peserta JKN dan itu sangat membantu. Bahkan Foni mengakui ibunya yang sakit Diabetes secara rutin berobat ke Puskesmas Waigete. Sakit yang diderita, membuat ibunya harus rutin cek ke puskesmas maupun ke rumah sakit.
“Ibu saya berobat ke puskesmas dan rumah sakit dengan Program JKN dan itu rutin dilakukan. Selama berobat tidak pernah bayar karena sudah jadi Peserta JKN”, cerita Foni.
Orang tua Foni yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan mengurus kebun, tidak memiliki banyak tabungan untuk berobat. Penghasilannya tidak menentu dan hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Pihak desa yang mendaftarkan Foni dan keluarga telah mengecek kondisi keluarga tersebut dan dinyatakan berhak sebagai Peserta PBI APBN. Menurut Foni keberadaan Program JKN benar-benar membantu. Ia dan keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya jika harus berobat ke fasilitas kesehatan.
“Saya dapat kepesertaan sebelum menikah dengan suami, sama-sama dengan orangtua jadi Peserta JKN dapat dari pemerintah. Sehari-hari orangtua saya bekerja sebagai petani dan dikebun. Kami bersyukur telah menjadi Peserta JKN, jadi berobat tidak perlu mengeluarkan biaya,” ungkap Foni.
Kini kandungan Foni berusia dua bulan, ia berharap dirinya dan bayi yang dikandungnya sehat selamat sampai ia melahirkan. Program JKN menjadi harapan Foni untuk persalinan lancar tanpa biaya. Kebahagiaan yang dirasakan tidak menjadi beban, karena suami Foni yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini tidak lagi memikirkan biaya persalinan.
Mengakhiri perbincangan Foni berharap Program JKN terus memberikan pelayanan terbaik. Ia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah yang telah mendaftarkannya dan kelurga menjadi Peserta JKN. Ia pun berharap besar terhadap Program JKN agar terus memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat.
“Terima kasih kepada pemerintah yang sudah mendaftarkan kami. Semoga saya dan bayi yang dikandung sehat, proses kehamilan dan persalinan lancar. Terima kasih Program JKN, sudah memberikan kemudahan kepada kami sekeluarga. Kami tidak pusing memikirkan biaya persalinan. Sukses selalu untuk Program JKN,” tutup Foni dengan senyum. (si)