PORTALNTT.COM, KUPANG – Waktu di jam tangan beta menunjukkan pukul 10.00 wita. Bersama dengan bakal Calon Wali Kota Kupang, George Melkianus Hadjoh, beta mamacu mesin mobil dari gedung serba guna KONI di wilayah Oepoi menuju cafe ‘My Kopi O’ di bilangan Oesapa.
Meskipun masih sangat pagi, kami ingin nongkrong di sana sambil menikmati view indah ditemani secangkir Kopi Robusta yang begitu menggugah hati.
Kehadiran kami di sana sebenarnya ingin berdiskusi dengan salah satu tokoh politik NTT yang masih terlihat segar meskipun usinya sudah 77 tahun. Ibrahami Agustinus Medah atau akrab disapa Iban Medah. Ia datang bersama ketua BOR (Bini Orang Rote) Laurensius Leba Tukan. Pria tampan asal Adonara ini begitu setia menemani Iban Medah dalam berbagai kesempatan. Maklum beliau adalah staf ahli Bapak Iban Medah waktu masih aktif sebagai senator NTT.
Suasana cafe yang masih sepi dari pegunjung membuat seolah-olah kami berada di rumah sendiri. Sambutan hangat Iban Medah ditunjukkan saat bertemu George Hadjoh ditandai cium Sabu.
Dengan segala kerendahan hati, George Hadjoh menyampaikan maksud dan tujuannya dalam menghadapi kontestasi politik di Kota Kupang untuk menjadi orang nomor satu di Kota Kasih, Kota Toleransi. George sadar betul Iban Medah sosok politikus kawakan di Bumi Flobamoratas.
“Mohon ijin Bapa, beta mau sampaikan kalau beta mau maju Wali Kota Kupang, untuk itu beta mohon petunjuk dan nasehat,” ucap George mengawali diskusi dengan Iban medah.
Dengan penuh keyakinan, George memaparkan mimpi-mimpinya jika diberikan amanah melayani masyarakat Kota Kupang selama lima tahun.
Mendengar apa yang disampaikan, Iban Medah dengan santai menanggapi kata-kata George Hadjoh yang diyakininya punya keberanian dan semangat melayani masyarakat Kota Kupang.
Iban Medah tahu betul sepak terjang seorang George Hadjoh, tokoh olahragawan yang begitu setia bersama Kempo sampai melahirkan atlit-atlit dengan segudang prestasi di kancah nasional bahkan internasional.
Bagi Iban Medah, perjuangan dalam politik tidak seindah meniti karier di dunia olahraga dengan kedisiplinan dan kerja keras.
“Dalam politik itu berbeda dengan dunia olahraga. Ingat pesan Tuhan dalam Alkitab harus licik seperti ular dan tulus seperti merpati,” ucap Iban Medah.
Iban mengisahkan pengalamannya 2 kali kalah dalam Pilgub NTT (Pemilihan Gubernur) membuatnya mendapatkan banyak pelajaran berarti. Bahkan jika dirinya bisa diberikan kesempatan untuk ketiga kalinya maka dirinya sangat yakin bisa menjadi pemenang dalam Pilgub.
“2008 kalah Pilgub tapi setelah itu ikut Pileg saya terpilih jadi DPRD Provinsi NTT dan jadi ketua DPRD NTT. 2013 kalah pilgub lagi tapi setelah itu terpilih jadi Senator NTT. Jadi sebenarnya ada maksud Tuhan terhadap diri kita. Ketika kita gagal bukan berarti Tuhan tidak berkenan pada kita atau begitu kita berhasil Tuhan berkenan pada kita. Kita perlu Hikmat Tuhan untuk bisa tahu maksud Tuhan atas diri kita,” ungkap Iban Medah.
Bertolak dari pengalaman itu, Iban Medah berpesan kepada George Hadjoh untuk mengikuti aturan mekanisme partai masing-masing sampai pada putusan akhir mendapatkan SK jika dianggap layak.
“Setiap partai itu punya cara ukur terhadap setiap kandidat. Survey itu wajib. Agar kita mengatahui peta kekuatan kita dimana-mana saja. Itu yang paling penting agar kerja-kerja kita terukur,” pesan Iban Medah.
Diakhir diskusi itu, Iban Medah mengingatkan George Hadjoh untuk mempercayakan semua kerja dan usaha pada Tuhan.
“Ora Et Labora. Berdoa dan bekerja,” pungkas Iban Medah.
Tak terasa, kurang lebih 2 jam lamanya, beta dan ketua BOR menikmati diskusi hangat penuh keakraban antara Bapak dan anak. Ada banyak pesan-pesan dan ide-ide brilian masuk dalam isi kepala beta. Kamipun akhirnya berpisah.
“Nanti kalau sudah ada SK kita bertemu dan ngobrol-ngobrol santai tentang strategi memenangkan hati rakyat,” pesan Iban Medah lalu beranjak pergi meninggalkan beta dan Bapak George Hadjoh mantan Penjabat Wali Kota Kupang periode 2022-2023.