OTO
Di pintu oto Ende-Nagapanda
Pelajar puteri itu berdesakan kesekolah
Di kandangi luber buah dadanya
Dahaga mata kuda berkeliaran jendela ke jendela
Di pintu oto Ende-Nangapanda
Seribu kaki tak bermata
Tangan berebut cengkram langit
abu tua
Waspada jangan sampai tertukar
Di pintu oto Ende-Nangapanda
Pernik cahaya Bulan Bintang saling cakar
Penghias jalan gulita
Menanak nasib
Bertukar gunda
Merayakan asa
Si Wati
Ti…. Wati….
Jangan memandangku seruncing itu
Alis matamu yang rungu
Seperti moncong senjata
Yang serius membidik nafas lugu ku
Ti…. Wati…..
Segera kemasi gaun terbaikmu
Esok kita akan berpakansi
Setelah sekian windu kau terendam gaduh
Wajah mu seperti almari es yang di tinggal nafsu
Ku siapkan Vodka
Kau persembahkan bunga
Kau jadi bidadari
Aku jadi nabi
Di balkon bulan Mei
“Pasar Nangapanda”
Ku habiskan pagi di pasar Nangapanda
Di antara lautan mata
Derap langkah ku tertuju “ine” bertudung jingga
Berapa harga sepasang kasih sayang?
Ata Mbani
Kudengar teriakan ponggasi
Suara lantang sunyi
Menggertak namun tak menjelma api
Tangan-tangan terkepal kaku
Kaki-kaki terpaku tumbu mbusu