PORTALNTT.COM, KUPANG – Pihak komisi IV DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) rencananya akan segera melakukan pemantauan langsung kerusakan jalan pada Ruas Nangaroro-Maunura-Maunori (Kabupaten Ende dan Nagekeo), Ende-Nuabosi (Kabupaten Ende) dan Detusoko-Maurole (Kabupaten Ende) pekan depan. Pasalnya, komisi IV DPRD NTT telah mendapatkan surat pengaduan dari masyarakat terkait pekerjaan pada ruas jalan tersebut, paska dikerjakan pada tahun anggaran 2016.
“Kita rencana akan turun langsung pada tanggal 7 Februari 2017 di dua kabupaten ini Ende dan Negekeo, untuk memantau kerusakan yang terjadi,” ungkap David wadu, Ketua Komisi IV DPRD NTT, kepada sejumlah wartawan di ruang kerja Ketua DPRD NTT, Rabu 1 Februari 2017.
Menurut David, pada prinsipnya kalau ada kontraktor yang ‘nakal’ (pihak ketiga) maka pemerintah harus memberikan sanksi tegas sesuai dengan aturan yang ada. Dan kalau pembangunan itu tidak sesuai dengan bestek yang direncanakan dengan pemerintah, harus diperbaiki karena itu menjadi tanggungjawab kontraktor.
“Pada saat kami turun, kami harap pemerintah juga turun sama-sama sehingga kita minta penjelasan termasuk tim pengawasnya, kenapa ini bisa sampai terjadi. Memang kami sudah mendapat laporan dari masyarakat sehingga nanti kami akan koordinasikan dengan pemerintah yang menjadi mitra kerja kami di komisi,” tandas politisi PDIP ini.
Sementara itu wakil ketua komisi IV DPRD NTT, Thomas Tiba, mengakui selain mendapatkan surat pengaduan dari masyarakat, Ia juga telah turun ke lapangan untuk melihat kondisi di sana.
“Kami di komisi dan saya sendiri pernah turun langsung ke lapangan. Kami juga dapat informasi dari masyarakat, contoh yang Nangaroro-Manunura-Maunori, ini yang lemah itu pemadatan urukan dan Hotmix itu mengunakan fibro kecil. Ah, kalau mengunakan fibro kecil, ini kan dia punya kekuatan tekanan itu kurang. Selain itu yang berikutnya di pekerjaan saluran, saya melihat sendiri, ini tidak dilengkapi dengan saluran drainase,” jelas Thomas Tiba yang akrab disapa Toti.
Dia menambahkan untuk pekerjaan di Ende-Nuabosi, dirinya bersama Ketua DPRD NTT telah turun langsung ke lokasi.
“Tapi pada waktu itu kami tidak bisa bertemu direkturnya, karena dia (Direktur) lagi ditahan. Dan staf tehkniknya juga pun tidak bisa kami temui. Padahal ketika turun yang kita inginkan agar staf tekhnisnya menjelaskan pada kita, kenapa pekerjaan itu seperti demikian, tapi tidak ada yang mau menjleaskan pada kita. Yang kami temui saat itu hanya tenaga operator saja,” jelas Toti.
Pekerjaan peningkatan ruas jalan Nangaroro-Maunura-Maunori (Kabupaten Ende dan Nagekeo), Ende- Nuabosi (Kabupaten Ende) dan Detusoko-Maurole (Kabupaten Ende), menggunakan dana APBD murni tahun anggaran 2016, yang dikerjaan oleh PT. Agogo Golden Grup. Dimana dengan pagu dana sebesar Rp. 5.386.499.000 (Ende-Nuabosi), Rp. 5.283.499.000 (Nangaroro-Maunura-Maunori) dan Rp. 1.296.634.000 untuk ruas (Detusoko-Maurole). (Jefri)