Kisah Inspiratif Andreas Mangu Sudah 110 Kali Donor Darah Dimulai Sejak Tahun 1982

PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Lakukanlah kebaikan selagi kesempatan itu ada. Karena barangsiapa yang menabur maka dia akan menuai. Ungkapan ini sangat pantas diberikan pada Andreas Mangu, sosok pria yang kuat dan perkasa kelahiran 13 September 1954.

Pria yang berdomisili di Kelurahan Penfui ini adalah seorang pensiunan PT Angkasa Pura. Selama 35 tahun 6 bulan, seluruh hidupnya didedikasikan bagi salah satu BUMN pemerintah di bidang penerbangan ini.

Read More

Dalam rutinitasnya sebagai seorang Pegawai Angkasa Pura, Andreas Mangu yang akrab disapa Bapa Ande ini memiliki kesaksian yang luar biasa tentang aksi sosial donor darah yang mungkin saat ini tidak asing lagi di telinga masyarakat pada umumnya.

Bapa Ande mengisahkan pada saat ia berusia 28 tahun tepatnya di tahun 1982, ia ditugaskan ke Ujung Pandang (saat ini Makassar)untuk mengikuti diklat.

Dalam sebuah kesempatan weekend bersama rekan-rekannya. Dalam perjalanan itu mereka menyaksikan sebuah kecelakaan maut yang tepat persis berada di hadapan mereka, beruntung saja bus yang mereka tumpangi luput dari kecelakaan maut itu.

Ada beberapa orang yang meninggal di tempat sementara ada seorang ibu yang harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sial tak dapat dibendung, ibu itu pun meninggal saat di rumah sakit karena kekurangan darah.

Bapa Ande yang kebetulan saat itu ikut menghantar ibu itu merasa sedih dan sangat menyesali karena nyawa ibu itu tidak bisa diselamatkan hanya karena kekurangan darah.

“Pada saat itu beta (Saya,Red) langsung berkomitmen untuk mendonorkan darah yang ada dalam tubuh untuk keselamatan orang lain. Beta waktu itu langsung ke PMI dan minta petugas untuk ambil darah untuk didonorkan bagi orang,” kata Bapa Ande mengingat kala itu di PMI Makassar kepada media ini di sela-sela kegiatan donor Darah dan pengobatan gratis yang diselenggarakan panitia Paskah Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui, Sabtu (7/3/2020) di sekretariat paroki.

Sejak saat itulah, Bapa Ande tidak pernah sekali pun alpa untuk mendonorkan darahnya hingga saat ini.

Bapa Ande berprinsip bahwa sekantung darahnya adalah berkat bagi sesama yang membutuhkan sehingga sampai saat ini, ia sudah 110 kali mendonorkan darahnya.

Selama mendonorkan darahnya, Bapa Ande mengakui banyak sekali manfaat positif yang dirasakan.

“Saya tidak pernah sakit, mata masih terang, jalan juga masih kuat, pokoknya sangat bagus sekali,” kata suami dari Metrona Mangu Ama ini.

Kedisiplinan yang luar biasa ditunjukkan Bapa Ande, setiap 3 bulan sekali sesuai aturan Palang Merah Indonesia (PMI), dirinya tidak pernah alpa mendonorkan darahnya.

“Kalau sudah mendekati waktu maka saya langsung ke kantor PMI untuk donor darah dengan bawa kartu. Jadi bukan di kupang saja tapi saat bertugas dimana saja selalu saya cari dimana kantor PMI untuk donor,” kata Bapa Ande yang sudah pernah donor darah di Mataram, Solo, dan Makassar saat menjalankan tugas kantor.

Berkat kedisiplinan yang dilakukannya, pada tahun 2011 bersama 1300 orang dari seluruh Indonesia, Bapa Ande dipanggil ke Jakarta untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan diberikan piagam penghargaan Satya lencana.

“Kami dari NTT ada 6 orang. Kami diberikan cincin emas 5gram dan piagam penghargaan yang diserahkan langsung oleh bapak presiden SBY,” tandas Ayah lima orang anak ini.

Ditanya tentang pengalaman saat mendonor yang paling berkesan, menurut Bapa Ande, pada saat hampir subuh, dirinya di telpon oleh salah satu dokter di PMI untuk dimintai kesediaan mendonorkan darah, karena pasien itu membutuhkan darah B untuk proses persalinan.

“Saat itu dokter Samson yang telpon sekitar setengah 4 pagi untuk ke PMI donor darah. Saya langsung pergi ke PMI. Puji Tuhan ibu dan anak itu selamat dan setelah itu mereka sempat ke rumah mengucapkan terima kasih. Sejak saat itu kami sudah seperti keluarga,” jelas Bapa Ande.

Selain itu, Bapa Ande memberikan kesaksian tentang dirinya yang luput dari kematian meskipun ada peluru yang bersarang di tubuhnya selama 10 tahun lebih.

“Saya pernah kena tembak, peluru masuk dan tembus di dekat paru-paru tapi puji Tuhan saya tidak mati. Kejadian itu tepatnya tanggal 26 September 1970. Ada pasukan TNI AD yang salah sasaran menambak kami. Dari 6 orang yang ada di dalam mobil, 3 orang mati dan 3 selamat meskipun terkena peluru,” jelas Bapa Ande mengenang peristiwa naas itu.

“Teman saya peluru kena di kepala tapi tidak tembus. Lalu dibawa ke RS dan segera dilakukan operasi untuk keluarkan pelurunya. Dia juga selamat sampai hari ini. Yang satunya kena di tangan dan baru meninggal tahun lalu,” tambah Bapa Ande.

Bapa Ande menyadari betul mukjizat Tuhan dalam dirinya sehingga meskipun sudah lanjut usia dirinya tetap memiliki semangat membantu dan melayani sesama melalui aksi donor darah.

Ia meyakini ketika dirinya selalu menolong orang lain pasti ada jalan Tuhan untuk menolong dirinya, memberikan kesehatan dan umur panjang.

Semangat dan kedisiplinan yang ditunjukkan Bapa Ande yang kini sudah lanjut usia memberikan semangat dan motivasi bagi semua orang khususnya kawula muda, sehingga ia mengharapkan agar masyarakat jangan pernah takut untuk mendonorkan darah.

Ada beberapa manfaat jika kita selalu rutin mendonorkan darah yaitu, Membantu Menyelamatkan Nyawa orang lain, Menjaga Kesehatan Jantung & Membuat Darah Mengalir lebih Lancar, Meningkatkan Produksi Sel Darah Merah, Memperpanjang Usia dan Dapat Mengetahui Kondisi Kesehatan.

Untuk bisa menjadi pendonor, ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu:

Sehat jasmani dan rohani
Calon penyumbang harus berusia 17-65 tahun
Berat badan minimal 45 kg
Kadar hemoglobin >12,5 gr% sampai dengan 17,0g%
Tekanan darah (sistol) 100-170 mmHg) dan (diastol) 70-100 mmHg
Suhu tubuh antara 36,6-37,5 derajat Celcius
Tidak mengalami gangguan pembekuan darah (hemofilia)
Denyut nadi antara 50-100 kali/menit
Rentang waktu penyumbang minimal 8 minggu atau 2 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 6 kali dalam 1 tahun).

Dalam kegiatan donor darah yang dilakukan panitia Paskah wilayah 2 Paroki St Yoseph Pekerja Penfui bekerja sama dengan PMI dan Klinik King Care Kupang diperoleh 46 kantong darah dengan rincian: Darah A=11, B=21, O=12, dan AB=3. (Jefri Tapobali)

Komentar Anda?

Related posts