Penulis: Staf Biro Umum Setda Prov. NTT
PORTALNTT.COM, KUPANG – Rabu petang tanggal 24 Juli 2024, saya mendapat informasi dari salah satu rekan kerja di Biro Umum Setda Provinsi NTT bahwa mantan Kepala Biro Umum kami bapak George M. Hadjoh yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT memutuskan untuk pensiun sebagai Aparatur Sipil Negara.
Setelah ditelusuri, ternyata keputusan ini diambil karena beliau memutuskan untuk terjun dalam dunia politik, dimana dirinya berniat mencalonkan diri sebagai bakal calon Walikota Kupang periode 2024 – 2029.
Bukan mau membahas seberapa besar peluang dirinya terpilih sebagai Walikota kelak, atau memberikan kiat dan tips agar dirinya mendapat simpati dari para pemilih, tetapi sebagai mantan staf di Biro Umum, saya ingin sedikit berbagi tentang semangat kerja dan karakter seorang George Melkianus Hadjoh yang sudah 5 tahun ini saya kenal.
Puluhan tahun mendedikasikan dirinya sebagai pelayan masyarakat, George dikenal sebagai pribadi yang tegas dan teguh pendirian. Tidak ada kata “TIDAK BISA” dalam kamus pribadinya. Apapun akan diperjuangkan asalkan masyarakat terlayani dengan baik.
Dengan latar belakang sebagai seorang atlit beladiri (Kempo), George memiliki disiplin kerja yang begitu tinggi, dimana hal ini kerap menjadi beban tersendiri bagi staf. Belum lagi kerja cepat, kerja cerdas dan kerja tuntas yang menjadi spiritnya, terkadang membuat staf kewalahan untuk dapat mengimbangi Setiap pergerakan beliau. Tetapi karena hal ini dilakukan terus menerus, akhirnya kami sebagai staf perlahan – lahan mulai dapat mengikuti pola kerja sang kepala biro.
Setiap pagi pukul 07.30 WITA semua wajib mengikuti apel kekuatan, dimana momen ini dimanfaatkan George selain untuk megevaluasi kinerja staf, juga untuk menggelorakan semangat agar kami dapat bekerja dengan baik.
Setelahnya seluruh staf dibawa komando Shinsei George melakukan kegiatan bersih – bersih di seluruh lingkungan kantor Gubernur selama kurang lebih setengah jam. Sampah plastik, kaleng – kaleng bekas dan juga sampah sisa makanan lainnya menjadi sasaran kami.
Dan untuk sekarang ini, sebagai ASN yang bertugas di Kantor Gubernur saya berani pastikan bahwa untuk mendapatkan puntung rokok saja di lingkungan kantor sangat mustahil, karena semua kami diberi tanggung jawab oleh Kepala Biro untuk dengan disiplin menjaga kebersihan. Dan lama kelamaan hal ini sudah menjadi budaya bagi kami untuk tetap menjaga lingkungan dengan baik.
Awalnya memang kami merasa jengkel, dan tanda tanya besar bagi kami; mengapa kami yang ASN ini harus memungut sampah? Bukankah ada bagian cleaning service yang bertugas membersihkan kantor? Ternyata jawaban dari semua tanda tanya dalam diri kami terjawab dengan sendirinya. Bahwa masalah sampah bukan hanya tanggung jawab cleaning service, tetapi masalah sampah adalah masalah kita semua, masalah yang hanya bisa diselesaikan ketika semua orang ikut bertanggungjawab secara nyata. Dan satu hal bahwa ketika kita bekerja dalam sebuah lingkungan yang bersih, maka pikiran dan hati kita akan terbuka dengan sendirinya untuk bekerja lebih baik.
Itulah yang mungkin menjadi dasar bagi seorang George agar kami sebagai staf harus peduli pada lingkungan. Sebuah keberuntungan yang sangat besar karena boleh diberi kesempatan bekerja dengan orang yang menginginkan perubahan. Awalnya pasti sakit, tetapi kalau kita mengikuti dan menjalankan secara baik pasti ada hikmah yang dapat kita peroleh.
Tentu masih banyak lagi cerita sarat inspirasi yang beliau buktikan melalui aksi nyata dan gagasan yang sering kami dapat dan lihat secara langsung. Seperti turun langsung ke selokan untuk membersihkan sampah tanpa melihat dirinya sebagai seorang Kepala Biro, atau uang pribadi yang selalu beliau keluarkan untuk orang yang sangat membutuhkan khususnya kepada anak sekolah dan orang sakit (mungkin hal ini tidak diketahui banyak orang, karena beliau bukan tipe orang yang tangan kanan memberi tangan kiri harus mengetahui), belum lagi ide, gagasan serta aksi nyata memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami tanaman – tanaman produktif. Lahan kosong yang ada di Kantor Gubernur dan Rumah Jabatan Gubernur disulap menjadi kebun sayur yang hasilnya dapat dibeli oleh seluruh pegawai.
Kasus lain adalah lahan kosong yang ada persis di samping rumah jabatan Gubernur NTT, atas instruksinya diwajibkan untuk dapat dimanfaatkan. Dan inilah cikal bakal seorang Presiden Joko Widodo datang dan mampir ke tempat ini.
Om George (sapaan akrab saya untuk beliau) bukanlah tipe orang yang hanya cepat untuk memerintah melalui ide dan gagasan yang cemerlang seperti pada ulasan saya di atas, tetapi beliau juga orang yang cepat untuk mengeksekusi setiap perintah dan amanah dari atasannya. Apapun itu, asalkan tidak bertentangan dengan hukum pasti dieksekusinya.
Suatu saat ketika sedang berbincang ringan dengan beliau, saya bertanya mengapa beliau begitu cepat menjawab “SIAP” ketika ada perintah dari pimpinan (Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda).
“Kalau perintah itu untuk kepentingan dan kesejahteraan banyak orang, maka jangan tunda. Kalau ada kendala di lapangan maka pakailah seluruh kemampuan untuk mengatasi kendala tersebut. Dan itu hanya bisa didapat melalui orang yang memiliki tiga hal yakni kecerdasan, keberanian dan hati yang peduli pada sesama”. Itulah jawaban singkat yang saya dapat atas pertanyaan yang diajukan ke beliau.
Semangat kerja kolaborasi yang didesain oleh George membuat beban kerja kami semakin ringan. Baginya, untuk mencapai hasil kerja yang maksimal bukan SUPERMAN yang dibutuhkan, tetapi SUPERTIM. Tim kerja yang solid dan kuat, menurutnya akan mampu menghasilkan sebuah karya yang luar biasa.
Ada juga hal menarik yang saya temukan dalam diri seorang George Melkianus Hadjoh, SH.
Dalam setiap kesempatan ketika dirinya didaulat untuk membawakan sambutan dalam berbagai acara, tidak pernah sekalipun membaca sambutan tertulis yang telah disiapkan oleh staf.
Semua perkataan, semua arahan, saran dan jalan keluar yang disampaikan mengalir secara teratur, tegas dan jelas. Semua orang dari berbagai latar belakang akan sangat mudah untuk mencerna maksud dan arah pembicaraannya.
Sebagai staf yang kerap mendapat perintah langsung dari Kepala Biro, saya punya pengalaman yang masih diingat sampai saat ini. Saya pernah dihukum berupa push up sebanyak 30 kali. Ini karena saya terlambat membuat berita tentang inovasi – inovasi yang telah dan akan dibuat oleh Biro Umum saat itu.
Saya pribadi tau bahwa hukuman yang diberikan saat itu bukan karena dendam, bukan karena faktor suka atau tidak suka, tetapi itu adalah bentuk kasih sayang dan perhatiannya bagi saya. Tujuannya hanya satu yakni saya harus berubah. Berubah cara kerja yang dulunya lambat harus menjadi lebih cepat, berubah untuk lebih mencintai pekerjaan dan juga tentunya berubah untuk lebih bertanggungjawab terhadap beban kerja yang diberikan.
Hubungan kerja antara Kepala Biro dan Staf mungkin sudah usai. Tetapi saya percaya, bahwa gaya seorang George Hadjoh yang selalu bergaul dengan siapapun akan membuat hubungan persahabatan ini tetap terjalin.
Teruslah bekerja jujur seperti yang selalu digaungkan kepada kami, karena Tuhan pasti punya rencana yang lebih besar bagi setiap orang yang mau bekerja dengan hati melayani orang yang membutuhkan.
Terimakasih om George, sudah menjadi inspirator dan eksekutor bagi kami.