PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Sejak pagi, hampir seluruh wilayah Kota Kupang diguyur hujan deras. Kondisi ini tentu sangat menggembirakan bagi sebagian orang khususnya para petani dan terlebih tanaman yang mendapatkan bonus air luar biasa.
Tak luput pula, pohon-pohon yang di tanam pemerintah Kota Kupang, di bawah pimpinan Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore mendapatkan berkat luar biasa. Pucuk-pucuk kehidupan telah lahir dari setiap batang pohon yang di tanam. Ini hal yang sangat membanggakan.
Namun derasnya hujan yang turun membasahi bumi tak sebanding setiap tetesan air mata yang membasahi wajah yang berkeriput, nenek Siti Abdulah. Seorang janda berusia 76, harus meratapi hidupnya yang diselimuti kesulitan.
Tetesan air matanya seolah berlomba-lomba melawan setiap tetesan air hujan yang sangat deras.
Lubang-lubang dari atap rumah nenek Siti Abdulah seakan-akan begitu menggoda ibarat wanita yang lagi kasmaran dan ingin segera dipinang sang pria idaman.
Di salah satu sudut rumah, yang dipasang baskom untuk menampung titik-titik air rupanya tak mampu bertahan lama pada posisinya karena debit air yang tertampung begitu cepat terisi.
Sesekali nenek Siti yang selalu ditemani salah seorang cucunya yang masih berusia 3 tahun harus membantu anaknya Fatima Abdulah (48) untuk membuang air hujan yang telah tertampung. Kemudian menempatkan kembali baskom itu pada posisinya.
Sungguh melelahkan jika harus mondar-mandir hanya untuk menghindari setiap tetasan air hujan pada hampir seluruh bagian rumah tua itu.
Tapi apa mau dikata, nenek Siti hanya berpasrah diri menghadapi sulitnya hidup di tengah jantung ibukota.
Memang sungguh amat memprihatinkan kondisi rumah nenek Siti Abdulah. Banyak warga yang merasa prihatin dengan kondisi nenek Siti tapi mereka tak mampu berbuat banyak selain mendoakan yang terbaik bagi Nenek Siti agar selalu diberi kekuatan untuk menghadapi kondisi yang dialaminya.
Nenek Siti tak tahu harus mengadu pada siapa kondisinya saat ini. Dia hanya berpasrah dan menyerahkan hidupnya pada kehendak sang pemilik kehidupan.
Di tengah kegelisahan yang mencekam, di saat hujan sedikit meredah, waktu saat itu kira-kira pukul 4.50 wita, rumah nenek Siti didatangi oleh beberapa orang pria.
Mereka adalah relawan dari Yayasan ‘Sahabat Kita Indonesia’ yang berpusat di Bogor, Jawa Barat.
Yayasan ini bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Dan mereka terdiri dari anak-anak muda di seluruh Indonesia yang memiliki kepedulian sosial terhadap masyarakat.
Roy Hendriquez, salah satu anggota relawan Yayasan Sahabat Kita Indonesia mengatakan kehadirannya untuk memberikan sumbangan sembako kepada Nenek Siti Abdulah dan anak-anaknya.
Menurutnya aksi sosial yang dilakukan ini serempak dilakukan di seluruh Indonesia dan kegiatan ini diberi nama Jumat Barokah.
“Jadi kami seluruh Anggota relawan Sahabat Kita Indonesia pada hari ini melakukan kegiatan aksi sosial ini secara serempak. Apa yang kami berikan memang tidak seberapa tapi harapannya dapat diterima dan sedikit membantu Nenek Siti,” ungkap Roy yang juga sekretaris Karang Taruna Kota Kupang, Jumat (21/2/2020) sore.
Informasi tentang nenek Siti, kata Roy, diperoleh dari media online dan YouTube sehingga sebagai anggota relawan Sahabat Kita Indonesia langsung meneruskan info ke dalam group dan segera mendapatkan respon.
“Saya sudah melihat kondisi Nenek Siti Abdulah dan memang kondisi rumahnya sangat memprihatinkan apalagi di saat musim hujan. Harapannya agar pemerintah bisa hadir dan memberikan solusi terhadap kesulitan yang di hadapi masyarakat,” kata Roy.
Sementara itu Ketua Karang Taruna Kota Kupang, Stenly Boymau, yang turut hadir dalam kegiatan aksi sosial ini mengatakan kondisi yang dialami nenek Siti banyak terjadi pada masyarakat di hampir seluruh kelurahan di Kota Kupang sehingga ia berharap pemerintah harus mengambil sikap dan tindakan nyata.
“Kami dari pihak Karang Taruna akan memfasilitasi ini agar apa yang menjadi harapan nenek Siti supaya mendapatkan program beda rumah bisa terjawab. Apalagi kami memiliki ketua Karang Taruna kelurahan Penfui yang tanggap dan respek dengan kondisi sosial di masyarakat,” kata Stenly mantan pemred Koran harian Timor Expres.
Menurutnya jika pemerintah tidak mengambil sikap karena terkendala aturan maka Karang Taruna akan segera mengalang aksi sosial demi membantu merehab rumah Nenek Siti Abdulah.
“Rumah nenek Siti Abdulah layak dibantu. Pemerintah memiliki program bedah rumah, tolong diberikan kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan,” tandas Stenly.
Pada saat menerima bantuan sembako tersebut, wajah Nenek Siti yang begitu polos hanya bisa meneteskan air mata. Anaknya Fatima Abdulah pun ikut meneteskan air mata. Suasana rumah tua itu tiba-tiba diselimuti kesedihan.
Nenek Siti dan anaknya tidak pernah membayangkan akan mendapatkan bantuan sembako dari Yayasan Sahabat Kita Indonesia yang nota bene berpusat di kota Bogor.
Dibalik suara yang berkaca-kaca nenek Siti hanya mampu menyampaikan sepenggal kalimat, “Terima kasih pak, dong” kata Nenek Siti yang berasal dari Lamahala, Kecamatan Adonara Timur, kabupaten Flores Timur.
Turut mendampingi saat menyerahkan bantuan sembako ini, ketua Karang Taruna Adisucipto Penfui, Jefri Tapobali.
Untuk diketahui, Nenek Siti Abdulah warga RT 016/ RW 007, Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa Kota Kupang, merupakan janda yang telah ditinggal mati suaminya 40an tahun lalu.
Kondisi kehidupan nenek Siti Abdulah telah dilaporkan oleh pihak RT ke kelurahan sehingga telah dilakukan pendataan dan mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan beras raskin.
Untuk program bedah rumah, nama nenek Siti Abdulah pun telah didata dan di usulkan namun hingga saat ini bantuan yang dijanjikan tidak pernah ada.
Yang menjadi keprihatinan, ada beberapa warga yang kebetulan pada waktu itu sama-sama di data oleh petugas mendapatkan bantuan bedah rumah itu sementara Nenek Siti tak pernah mendapatkan bantuan itu meskipun sudah berulang-ulang kali di data oleh para petugas. (Red)