Denny Hitarihun: Mendedikasikan Hidupnya Demi Kemajuan Dunia Tinju

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Mengukir prestasi di dunia tinju bukan merupakan impian Denny Hitarihun sejak kecil. Pria kelahiran Kupang, 13 Agustus 1980 ini mengisahkan awal ketertarikan di dunia adu jotos lantaran sewaktu di bangku sekolah, Ia dikenal pribadi yang boleh dibilang ‘nakal’ dan sering adu jotos dengan kawannya.

Hal inilah yang membuat sosok Denny Hitarihun, merasa perlu menyalurkan bakat yang dimilikinya dengan sesuatu yang bisa membanggakan dan mengharumkan nama keluarga. Pasalnya ia dilahirkan dari ayahnya Felipus Hitarihun yang berdarah Ambon dan ibunya Yuliana Dillak. Sebagai warga keturunan Ambon yang lahir dan besar di Kupang Denny mengakui rumpun keluarganya tidak sebanyak seperti di daerah asalnya, sehingga hasrat membahagiakan kedua orang tuanya, dan mengharumkan nama keluarga melalui dunia tinju begitu kuat.

“Awalnya beta (Saya,red) ikut latihan di sasana milik ketua Pertina NTT sekarang (Samuel Haning). Waktu itu pak Samuel Haning bilang kepada beta, ‘lu akan jadi petinju hebat’,” ucap Denny mengenang awal ketika bergabung di pusat pelatihan tinju itu, saat ditemui PortalNTT di lokasi latihan, Selasa (2/10/2018).

Perjalanan karier tinju Denny Hitarihun rupanya tidak secemerlang atlit lainnya. Ia yang waktu itu masih duduk di bangku SMP, akhirnya memutuskan tidak aktif latihan lagi lantaran satu dan lain hal.

Denny Hitarihun sedang melatih kawula muda yang memiliki semangat tinggi di dunia tinju.

Namun gelora dan semangat petarung yang bertumbuh dalam dirinya seakan memaksa ia untuk menemukan jati dirinya. Melalui dua kawannya, ia kembali diajak untuk kembali mengeluti dunia adu jotos.

“Kawan Katong ikut latihan tinju ko? Ayo su kawan,” ungkap Denny penuh semangat dengan dialek Kupang mengenang waktu itu.

Dibumbui dengan semangat ingin merubah nasib dan membanggakan orang tua dan keluarga, Denny Hitarihun semakin giat latihan. Hari-hari dilaluinya dengan penuh kedisiplinan dalam berlatih. Sampai akhirnya bakat yang luar biasa dalam dirinya berhasil memikat sang pelatih, tempat dimana ia bersama kedua kawannya berlatih. Bahkan ia langsung ditawarkan bergabung dengan Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) di bawa asuhan pelatih bertangan dingin, Richard Muskanan.

“Waktu itu disuruh sparing dengan atlet yang sudah lama bergabung di PPLP. Pelatih melihat kemampuan beta, makanya langsung ditawarkan bergabung di PPLP,” kata Denny yang tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Denny Hitarihun mengaku catatan karier di dunia tinju sudah sangat membantu merubah hidupnya dan membanggakan kedua orang tua serta mengharumkan nama keluarga.

“Jujur sebelum jadi atlet, Katong anak-anak dibesarkan oleh bapak dan mama yang wiraswasta, tapi Puji Tuhan setelah Beta bergabung di dunia tinju dan dengan Raihan prestasi yang ada, membawa perubahan yang cukup luar biasa bagi kehidupan Beta maupun keluarga,” ungkap ayah 3 anak ini.

“Prestasi tertinggi yang diraih yaitu mendapat medali perunggu di ajang sea games tahun 2011,” tambahnya.

Kecintaan dirinya terhadap dunia tinju sudah mendarah daging, hingga pada tahun 2013 Denny Hitarihun memutuskan untuk gantung sarung tinju dan memilih fokus di dunia kepelatihan. Karena ia sadar bahwa bakat dan kemampuan yang dimiliki harus dibagikan kepada generasi berikutnya, sehingga jadi pelatih adalah solusi mempertahankan dedikasinya di dunia tinju.

Kedisiplinan yang telah terpatri dalam sanubarinya menjadikan Denny Hitarihun dikenal sebagai pelatih bertangan dingin. Ada sejumlah petinju yang berhasil mengukir prestasi berkat didikannya.

Hasilnya tidak bisa dipandang sebelah mata, Denny Hitarihun merupakan salah satu diantara dua orang pelatih asal NTT yang telah memperoleh sertifikat kepelatihan bintang satu. Pada Asian games yang baru saja berakhir, Denny Hitarihun merupakan salah satu sosok dibalik ring tinju yang mengantar para atlet tinju mengukir prestasi di ajang pesta olahraga paling bergengsi di kawasan Asia ini.

Naikolan Boxing Camp

Denny Hitarihun merupakan tipe pribadi yang tegas dan disiplin. Dia memiliki panggilan jiwa untuk membagikan talenta yang Tuhan berikan padanya dengan kawula muda yang ingin menekuni dunia tinju. Apalagi sebagai seorang ASN di dinas pemuda dan olahraga provinsi NTT dengan rutinitas dan tuntutan pekerjaan ia masih bisa menyisihkan waktunya setelah pulang kantor untuk membagikan ilmunya.

Baginya, bakat tidaklah sama dengan kecerdasan. Bakat lebih mengacu pada motorik maupun keterampilan yang ditampilkan anak. Dengan kata lain, bakat bisa terlihat oleh orang lain.

Bakat akan terasah dengan baik apabila terus di tempa lewat latihan. Bila tidak, maka bakat tersebut akan hilang. Minat yang tinggi juga akan menguatkan bakat yang dimiliki.

Berbekal pengalaman yang dimiliki, Ia membuka sasana tinju yang diberi nama Naikolan Boxing Camp. Alasan pemilihan nama ini sangat sederhana karena lokasi sasana ini terletak di Naikolan, Kota Kupang dan ia merupakan putra Naikolan yang bertumbuh dan berkembang di sana.

Tidak seperti tempat latihan pada umumnya, Denny Hitarihun membuka kesempatan ini kepada siapa saja dan lebih hebatnya lagi tidak ada biaya sepeserpun yang masuk ke kantongnya. Sungguh suatu pengorbanan yang luar biasa.

“Alasan Beta buka tempat latihan ini supaya membantu adik-adik yang punya kemauan menekuni dunia tinju. Bagi Beta Keberhasilan anak didik menjadi anugerah bagi hidup beta. Motivasinya ya, biar generasi muda bisa berprestasi lewat dunia olahraga yang tentunya hal itu akan membanggakan orang tua dan bisa merubah hidup,” kata Denny.

Denny mengakui kisah hidupnya telah menginspirasi banyak generasi muda yang ada di wilayah Naikolan dan sekitarnya. Hal ini tentu membanggakan dirinya karena ia percaya bahwa satu karya baik mampu merubah banyak orang.

“Kedisiplinan itu yang senantiasa beta tekankan pada adik-adik. Mereka memiliki potensi yang luar biasa, sayang kalau tidak diolah dan disalurkan dengan cara yang profesional,” tandas suami dari Nonny Hitarihun Mesah ini.

Ditanya tentang apa mimpinya sebagai pelatih, Denny mengaku ingin melihat semua anak didiknya mengukir prestasi hingga ketingkat yang paling tinggi.

“Bangga kalau ada anak didik yang bisa berprestasi dalam ajang bergengsi seperti Asian games bahkan olimpiade,” katanya.

Dibalik kesuksesan yang telah diraih, ia menyadari peran dan dukungan istri tercinta, Nonny Hitarihun Mesah.

“Bisa dibayangkan jadwal latihan setiap hari kecuali hari Rabu dan Minggu. Ada sekian jam dihabiskan untuk melatih setelah pulang kantor, tapi istri saya tetap mendukung malah mensupport dengan ikut hadir di tempat latihan,” kata Denny yang diamini istrinya.

Sementara itu salah satu anak didiknya Martin Naat (16) siswa kelas XII SMKN 2 Kupang ini mengaku mendapat banyak hal positif setelah bergabung dengan Naikolan Boxing Camp.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini memiliki tekad yang kuat untuk membanggakan kedua orang tuanya. Sehingga ia selalu berlatih dengan disiplin dan selalu patuh terhadap arahan pelatih.

“Beta sudah banyak ikut kejuaraan. Baru-baru ini ikut kejuaraan pekan olahraga tingkat provinsi mewakili Kota Kupang dan berhasil meraih medali perunggu,” katanya dengan bangga.

Dia memiliki mimpi menjadi petinju profesional dengan mengikur prestasi melebihi apa yang telah diraih pelatihnya.

“Beta sangat terinspirasi dari pelatih KK Denny Hitarihun. Beta ingin meraih prestasi seperti pelatih bahkan melebihi. Kuncinya harus disiplin dan terus giat berlatih,” ungkap Martin dengan penuh percaya diri. (Jefri Tapobali)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60