PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Dinas PUPR) Kabupaten Rote Ndao akan segera memperbaiki kerusakan pada tanggul Embung Mbuidale yang longsor pada beberapa hari lalu.
Hal tersebut disampikan oleh Sonny Saban, selaku Kabid SDA dan Irigasi pada Dinas PUPR Rote Ndao saat bersama Tim Teknisnya meninjau dan mengkaji kerusakan pada tanggul Embung Mbuidale di Desa Lentera, Kec. Rote Barat Daya, pada, Senin (8/2/2021).

Di lokasi embung tersebut, Sonny menjelaskan pada media ini bahwa longsornya tanggul Embung Mbuidale disebakan oleh curah hujan tinggi yang mengakibatkan kondisi tanah pada tanggul mengalami deformasi sehingga terjadi rembesan air dari dalam genangan ke bagian luar kaki tanggul.
Hujan yang terus membasahi area tanggul membuat tanggul mengalami kondisi jenuh air dan menjadi tidak stabil, sehingga berakibat terjadinya runtuhan dan longsoran secara memanjang pada bagian luar kaki tanggul.
“Lebar tanggul yang semula 6 meter, telah berkurang menjadi 3,5 meter dan sebagian bidang sawah telah tertimbun tanah akibat longsoran tanggul. Jika tidak diperbaiki maka tanggul embung akan jebol dan dapat merusak areal persawahan di sekitar embung,” ungkap Sonny Saban, Kabid SDA dan Irigasi Dinas PUPR Rote Ndao.
Sonny juga menjelaskan bahwa bangunan pelimpah (spillway) pada embung Mbuidale juga alami kerusakan akibat dari longsor tersebut dan apabila tidak diperbaiki maka dapat mempengaruhi supply air limpasan dari dalam genangan menjadi tidak normal dan dapat merusak bagian tanggul di sekitar spilllway.
Sonny pun menjelaskan bahwa untuk sementara, Pihak Dinas PUPR Rote Ndao akan segera lakukan penanggulangan darurat untuk memperbaiki tanggul di bagian luar dengan mendatangkan alat berat agar dapat dilakukan timbunan dan pemadatan kembali bagian yang mengalami longsoran dan runtuhan, serta diperkuat dengan bronjong pada bidang yang berbatasan dengan persawahan.
“Sesuai kajian dan perhitungan kami, biaya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi fisik tanggap darurat sebesar Rp 185.000.000,” pungkas Sonny Saban.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rote Ndao, Diksel Haning, yang dikonfirmasi secara terpisah oleh media ini menjelaskan bahwa pihaknya juga telah mengkaji dampak kerusakan dari longsornya tanggul Embung Mbuidale, dan telah mengajukan telaahan kepada Bupati Rote Ndao untuk penetapan Status Darurat Bencana pada lokasi tersebut.
“Kami sudah tinjau dan lakukan kajian dilokasi (embung Mbuidale) dan akan kami ajukan telaahan pada Bupati untuk ditindak lanjuti. Soal kerusakan pada sawah masyarakat, itu akan kami sampaikan pada Dinas Pertanian untuk mereka tindak lanjuti,” pungkas Diksel Haning, Kepala BPBD Rote Ndao.
Untuk diketahui bahwa longsor yang terjadi pada tanggul Embung Mbuidale pada yang terjadi sejak 3 Februari 2021 lalu menimbulkan kerusakan pada tanggul dengan panjang kurang lebih 80 meter, lebar 6 meter dan tinggi 5 meter, atau dapat dikatakan terjadi kehilangan material timbunan sebanyak 2.400 m3. Kerusakan juga terjadi pada lantai dan dinding spillway dengan panjang kurang lebih 50 meter, tinggi 1,8 meter dan lebar 4 meter.
Penulis: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali