PORTALNTT.COM, BAJAWA – Meski Bupati Ngada, Marianus Sae selaku pemerintah menolak menjadi tuan rumah event balap sepeda internasional tahun 2017, tapi seluruh masyarakat Ngada begitu antusias menonton di setiap pinggir jalan yang dilalui pebalap.
Pantuan media ini, mulai dari Rowa, kecamatan Golewa, batas wilayah antara kabupaten Ngada dan Nagekeo, puluhan masyarakat dari berbagai usia, tua, muda dan anak-anak dengan setia menunggu para pebalap yang melintas meski panas terik menyengat.
Di terminal Watujaji, dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan TNI, ratusan masyarakat memadati sepanjang ruas jalan dan cabang menuju kota Bajawa. Tak ketinggalan sejumlah ASN dengan busana kebesarannya (pakian keki) juga ikut mencuri waktu demi menyaksikan aksi para pebalap secara langsung.
“Saya sangat senang dengan TdF ini, karena para pembalap adalah orang-orang yang luar biasa. Bayangkan saja kalau kita yang menggunakan sepeda motor saja merasa sangat sulit jika harus menempuh jarak Mbay-Borong tapi mereka harus mendayung sepeda sejauh itu,” ungkap Sius Sabu dengan penuh kekaguman saat ditemui portalNTT di terminal Watujaji, Senin (17/7/2017) siang.
Ditanya terkait sikap pemerintah yang menolak menjadi tuan rumah TdF 2017, Dia tidak memberikan jawaban dan segera meninggalkan wartawan.
Untuk diketahui dari 8 kabupaten yang ada di Flores hanya kabupaten Ngada yang menolak TdF, meskipun tahun lalu Ngada menjadi lokasi finish etape III dan titik start etape IV. (Jefri)