PORTALNTT.COM, ATAMBUA – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, BPJS Kesehatan Cabang Atambua bersama Perkumpulan Penyandang Disabilitas (Kumpesa) Rai Belu menggelar sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi penyandang disabilitas pada Selasa (10/12).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Belu, Anselmus Lopez dan Ketua Kumpesa Rai Belu, Samuel Oktavianus Billi Ngongo. Kepala BPJS Kesehatan Cabang Atambua, Sarwika Meuseke mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kepada masyarakat yang tergabung dalam Kumpesa Rai Belu ini mengetahui manfaat dari Program JKN.
“Meskipun tanggalnya sudah lewat, setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional dimana hari tersebut merupakan wujud penghormatan terhadap hak-hak serta kesejahteraan penyandang disabilitas. Sehubungan dengan hal tersebut, hari ini BPJS Kesehatan mengundang Bapak/Ibu untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai layanan JKN yang dapat diakses oleh penyandang disabilitas,” jelas Sarwika.
Sarwika melanjutkan, Program JKN memberikan pelayanan kesehatan tanpa pandang bulu kepada seluruh penduduk Indonesia, tak terkecuali bagi penyandang disabilitas. Tentunya hal ini sejalan dengan tiga aspek yang menjadi fokus BPJS Kesehatan dalam transformasi mutu layanan kesehatan, yaitu mudah, cepat, dan setara.
“Mudah artinya memberikan kemudahan pada peserta untuk mendapatkan akses pelayanan di fasilitas kesehatan yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, cukup tunjukkan KTP saja sudah bisa dilayani. Cepat yaitu pelayanannya cepat tidak harus menunggu lama. Dan setara artinya tidak adanya diskriminasi pelayanan kepada peserta JKN. Tentunya layanan JKN ini tidak ada yang dibeda-bedakan antara masyarakat yang kaya, miskin, tua, muda ataupun penyandang disabilitas. Semuanya dilayani sama,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Kumpesa Rai Belu, Samuel Oktavianus Billi Ngongo merespon baik atas inisiatif BPJS Kesehatan untuk melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat hubungan antara BPJS Kesehatan dan komunitas penyandang disabilitas, sekaligus sebagai langkah nyata dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang inklusif.
“Kami berterima kasih karena bisa diundang pada kegiatan hari ini sehingga menjadi referensi bagi kami jika mengalami kendala terkait pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Dan juga sosialisasi ini menjadikan kami sebagai perantara informasi bagi saudara-saudara kami yang terisolasi dan belum bisa bergabung untuk mendengar terkait Program JKN. Hari ini pemerintah juga hadir dari Dinas Sosial Kabupaten Belu, dimana berperan penting kepada masyarakat bukan hanya di kota namun sampai di pelosok desa. Kami harap kerjasama ini dapat terus berlangsung dan mendukung program kesehatan pada penyandang disabilitas,” jelas Samuel.
Pada kesempatan yang sama, salah satu peserta disabilitas yang hadir pada kegiatan tersebut yaitu Bertha mengaku sangat menyambut baik atas informasi terkait manfaat dari Program JKN yang dirinya dapatkan.
“Pada tahun 2019 saya bersalin anak kedua pakai JKN. Saat itu, saya rasakan sendiri bahwa rumah sakit tidak membedakan yang bayar sendiri dan yang pake JKN dan tidak membedakan yang orang normal dan cacat, semuanya sama. Saya dirawat selama lima hari dan sangat memuaskan pelayanannya. Waktu itu belum menggunakan KTP untuk berobat, tapi saya tunjukkan KIS,” ungkap Bertha.
BPJS Kesehatan sendiri juga telah menyediakan sarana prasana yang ramah untuk penyandang disabilitas, seperti terdapat jalur khusus bagi pengguna kursi roda dan bagi peserta yang ingin mengakses pelayanan secara tatap muka di kantor cabang, BPJS Kesehatan telah menyediakan kursi tunggu prioritas dan loket prioritas bagi penyandang disabilitas, lansia, dan ibu hamil.
Harapannya seluruh aspek dari semua lapisan masyarakat sudah terlindungi oleh Program JKN termasuk juga komunitas para penyandang disabilitas di Kabupaten Belu. (ir)