PORTALNTT.COM, KUPANG – Sungguh menyedihkan nasib Margarita Lusi, seorang guru di SMA Negeri 1 Rote Barat. Ia dipensiunkan tanpa ada pemberitahuan atau Masa Persiapan Pensiun (MPP) dari dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Didampingi kerabatnya, Margarita jauh-jauh menyebarangi lautan datang ke sekretariat Meja Rakyat (Melki-Joni Melayani Rakyat) di kantor Gubernur NTT, Senin 17 Februari 2025.
Margarita diterima oleh petugas pendaftaran dan kemudian diarahkan ke meja pengaduan.
Setelah mendapat pelayanan dari petugas pengaduan, Margarita Lusi mengungkapkan kisah awal mula dirinya mengetahui informasi tentang dirinya dipensiunkan dari seorang rekan kerja yang bekerja di Bendahara setda Kabupaten Rote Ndao.
“Teman tanya apakah saya ini guru atau sudah pindah kemana karena nama tidak ada lagi di daftar gaji sejak tanggal 30 Januari,” ungkap Margarita Lusi dengan berlinang air mata.
Ia kemudian melakukan konfirmasi ke pihak Dinas tentang alasan pensiun itu dan jawaban yang didapat karena dirinya bukan guru fungsional.
“Saya tidak pernah diberi tahu bagaimana untuk mendapatkan SK fungsional. Waktu terima SK 100 persen dapat informasi dari pikak Dinas waktu itu bahwa SK Fungsional itu sudah melekat dengan SK kenaikan pangkat,” kata Margarita Lusi mengulang informasi yang didapat dari pihak Dinas.
Dalam perjalanan waktu, Ia mengakui tak ada informasi lain tentang proses pengurusan administari dari pihak Dinas.
“Tidak ada informasi apa-apa. Tiba-tiba gaji awal Februari sudah diberhentikan dan ketika saya bertanya ke Dinas mereka minta ajukan permohonan pensiun,” kata Margarita dengan nada kecewa.
Menurut Margarita jika ada kebijakan tentang SK Fungsional harusnya diinformasikan oleh Dinas agar bisa dipersipakan.
Lebih lanjut dikatakanya, saat ini dirinya masih memiliki angsuran di Bank sebesar Rp 118 juta dengan angsuran setiap bulannya Rp 1.784.513.
“Saya ada pinjaman di Bank. Lalu tiba-tiba saya diberhentikan sementara saya tahu akan pensiun di 2027. Nah ini bagaimana dengan nasib saya kalau sudah pensiun,” katanya dengan meneteskan air mata.
Ia berharap Gubernur dan Wakil Gubernur bisa mendegar keluhannya.
“Saya ini seorang guru, saya bukan penjahat. Kenapa saya tidak pernah diberitahu akan pensiun. Saya mohon Pak Melki bisa mendengar pengaduan saya,” tutup Margarita penuh harap.