Berbulan-bulan Tim Medis Rusun Ne’e Kehabisan Masker N95, Dirut RSUD Ba’a Terkesan Tak Peduli

  • Whatsapp

PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Salah satu pihak yang beresiko tinggi terpapar Virus Covid-19 adalah para Tim Medis yang menangani Pasien Covid-19. Terkhususnya para Tim Medis yang bertugas di tempat Karantina Pasien Covid-19.

Sekalipun ber-APD (Alat Pelindung Diri) lengkap saja, para Tim Medis yang bertugas di tempat Karantina pun tetap beresiko tinggi terpapar virus Covid, apalagi jika mereka harus memakai APD yang kurang memenuhi standar, tentu makin lebih fatal lagi resikonya.

Keadaan ironis itu terjadi di Rusun Ne’e, tempat Karantina Pasien Covid-19 di Kab. Rote Ndao, dimana para Tenaga Medis di Rusun Ne’e sudah berbulan-bulan kehabisan stok Masker N95, hingga mereka terpaksa harus memakai 2 sampai 3 masker biasa untuk mengantisipasi resiko fatal tersebut.

Keadaan kehabisan stok Masker N95 di Rusun Ne’e tersebut diketahui oleh media dari seorang Tenaga Medis di Rusun Ne’e yang enggan menyebutkan identitasnya.

Kepada media ini, Tenaga Medis tersebut mengungkapkan bahwa mereka yang bertugas di Rusun Ne’e sudah kehabisan stok Masker N95 sejak awal tahun 2021. Padahal mereka juga telah melakukan permintaan pengadaan tambahan masker N95 kepada Pihak RSUD Ba’a, namun permintaan itu seperti di acuhkan oleh pihak RSUD Ba’a.

“Kami dari awal tahun 2021 sampai sekarang tidak dikasih Masker N95. Kami sudah lakukan permintaan tapi tidak direspon. Kami terpaksa harus pake masker biasa, lapis 2 masker sekaligus,” ungkap Seorang Tenaga Medis di Rusun Ne’e yang enggan menyebut namanya.

Kendati demikian, para Tenaga Medis di Rusun Ne’e tetap memberikan pelayanan maksimal dalam penanganan pasien Covid-19 yang di karantina di Rusun Ne’e.

“Demi pelayanan, walau harus pake masker biasa berlapis-lapis. Kami tetap bekerja maksimal bagi pasien Covid-19 yang karantina di Rusun Ne’e. Karna itu adalah tanggung jawab kami,” lanjut Tenaga Medis tersebut, menjelaskan.

Sementara itu, Plt. Dinas Kesehatan Kab. Rote Ndao yakni dr. Nelly F Riwu saat dikonfirmasi media melalui panggilan selular pada Kamis siang (29/4/2021) menjelaskan bahwa terkait permintaan APD dalam pelayanan pasien bergejala Covid itu RSUD yang tangani.

“Memang betul permintaan APD semua dalam pengawasan Dinas Kesehatan. Tapi kalo permintaan APD untuk tangani pasien yang bergejala Covid, itu Rumah Sakit yang layani,” ujar dr. Nelly F Riwu, Plt. Kadis Kesehatan Rote Ndao.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Rote Ndao, yakni Paulus Henuk, SH saat dimintai tanggapannya oleh media ini pada Kamis (29/4/2021) menyatakan bahwa pihak DPRD Rote Ndao akan segera melakukan pengawasan penggunaan APD bagi Tenaga Medis di Rusun Ne’e.

“Petugas medis yang ditugaskan harus dilengkapi dengan APD standard penanganan covid. Mengingat fakta membuktikan dengan APD lengkap dan sesuai standard saja masih banyak tenaga medis terpapar bahkan sampai meninggal, apalagi tenaga medis hanya diberikan APD seadanya,” pungkas Paulus Henuk, Wakil Ketua DPRD Rote Ndao.

“APD yang dilengkapi pada Petugas Medis harus sesuai standard penanganan Covid, misalnya Masker N95. Itu harus disediakan dan pun harus sesuai dengan aturan lamanya pemakaian,” lanjut Paulus Henuk, menegaskan.

Sementara itu Direktur Umum RSUD Ba’a yakni dr. Widyanto P. Adhy, M.Biomed, Sp.PD saat dihubungi media ini melalui Pesan WhatsApp pada, Kamis (29/4/2021) memberikan jawaban yang terkesan berbelit dengan menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih punya banyak keterbatasan dan kendala dalam Penanganan Covid-19 di Rote Ndao.

“Dalam tata laksana covid 19 ada berbagai keterbatasan dan kendala. Keterbatasan dan kendala sejenis juga dihadapi semua Rumah Sakit lain. Ditengah segala keterbatasan, RSUD Ba’a sudah, sedang dan akan terus berusaha melayani pasien Covid 19 dengan semaksimal mungkin sesuai tugas yang diberikan Daerah,” ungkap dr. Adhy, Direktur RSUD Ba’a.

Untuk diketahui bahwa saat ini Rusun Ne’e sedang menangani sekitar 75 orang Pasien Covid dari Desa Lidamau yang beberapa hari lalu dinyatakan positif Covid-19 usai dilakukan Rapid Antigen massal.

Penulis: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali

Komentar Anda?

Related posts