Beatriks Rika: Kripik Pisang Jadi Snack Organik Yang Ditawarkan

  • Whatsapp
Keterangan foto: kelompok Lowo Lo’o, sedang membuat kripik pisang.
banner 468x60

PORTALNTT.COM, MAUMERE – Beatriks Rika merupakan salah satu perempuan yang berada di Kabupaten Sikka yang selalu mendampingi masyarakat dalam bidang pertanian sehingga dirinya mendapatkan anugerah sebagai Pemenang Perempuan Pejuang Pangan, 2016 oleh Oxfam Indonesia yang di Jakarta. Sebagai perempuan yang selalu aktif mendampingi masyarakat binaan serta dibantu dengan Wahana Tani Mandiri untuk mengelola hasil pertanian yang ada menjadi makanan kecil tanpa kolestrol. Pengolahan pisang menjadi kripik pisang menjadi sebuah model pengelolaan yang dipilih oleh beberapa kelompok yang didampingi oleh Beatriks Rika.

Kegiatan pengolahan hasil yang telah lama diinisiasi oleh kelompok itu, dapat dijalankan pada Minggu, 20 November 2016. Kegiatan pengolahan hasil ini difasilitasi oleh Ernsita Dua Sina dihadiri oleh kelompok Lowo Lo’o, Moretambombe, Sawa Kamuroja. Kegiatan ini dibuka oleh Mus Mulyadi (fasilitator Lapangan Wilayah Mego). Selain itu juga kegiatan ini dihadiri oleh Herry Naif (Koordinator Advokasi, Pengolahan Hasil, dan Lingkungan Hidup) dan Dedy Alexander (Koordinator Pertanian), Wahana Tani Mandiri.

Pada pembukaan acara, Beatriks (Kader Tani Desa Bhera) menandaskan bahwa pada prinsipnya kegiatan ini dilakukan karena dari hasil analisa usaha tani yang dilakukan oleh kelompok temukan bahwa penjualan yang serampangan itu lebih menguntungkan para pemodal. Kedua, pengolahan pisang ini juga mau menunjukkan upaya membudidayakan pangan lokal sebagai snack pada keluarga dan terutama anak-anak, jangan hanya berharap snack dari luar yang tentunya sudah dikasih zat pengawet. Malah sering warga tidak melihat masa kadaluarsanya.

“Pengolahan pisang ini akan dapat meningkatkan pendapatan keluarga diawali dengan peningkatan ketrampilan pengolahan. Kedua, Pengolahan pisang secara bersama-sama ini akan memupuk rasa persaudaraan diantara kelompok. Lebih dari itu, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk arisan kelompok pada setiap minggu di kelompok tani oleh para ibu-ibu,” tandas beatriks.

Pada acara penutupan kegiatan, Alexander mengharapkan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan sesaat, atau sekedar ramai-ramai tetapi ini harus menjadi salah satu aktifitas industri rumah tangga (home industry) yang diyakini akan memperbaiki kualitas hidup petani dari waktu ke waktu.

“Bila tidak, kita hanya dinilai sekedar melakukan untuk diketahui publik,” tukas putra Medan yang sudah menjadi warga Woloboa. (AN)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60