Penulis dan Editor: Jefri Tapobali
PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Pemerintah Kabupaten Ngada terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Bank NTT sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah.
Hal ini dibuktikan dengan serah terima barang milik daerah (Inbreng) kabupaten Ngada kepada Bank NTT.
Nilai inbreng yang diserahkan oleh Pemkab Ngada ke Bank NTT senilai Rp 6,4 miliar. Yang terdiri dari aset tanah seluas 1.645 m2 di kota Bajawa dengan nilai Rp 4.805.600.000. Dan tanah di Kecamatan Riung seluas 2.849 m2 dengan nilai Rp 2.370.150.667.
Tanah di Kota Bajawa nantinya akan digunakan untuk pembangunan kantor Bank NTT Cabang Bajawa dan tanah di Kecamatan Riung akan digunakan untuk membangun kantor cabang pembantu.
Selain itu, Pemkab Ngada dan Bank NTT bersepakat membangun kerjasama tentang penyediaan layanan perbankan untuk pengelolaan keuangan pemerintah kabupaten Ngada pada PT Bank Pembangunan Daerah NTT kantor cabang Bajawa. Yang ditandai dengan penandatanganan MoU.
Bupati Ngada, AKBP (Purn) Paru Andreas, SH, MH, mengatakan Pemkab Ngada ingin menciptakan akselerasi pembangunan yang berdampak bagi seluruh masyarakat Ngada.
Olehnya, Ia merasa penting membangun kerjasama, koordinasi dan sinergitas dengan Bank NTT untuk meningkatkan percepatan pada semua aspek.
“Percepatan-percepatan ini harus didesain dengan baik. Dan semuanya ini harus berangkat dari ketersidaan sumber dana. Salah satu potensi yang ada adalah Bank NTT. Sejak kami dilantik, kami berkomitmen bahwa Bank NTT harus dimanfaatkan dengan baik,” ungkap Andreas.
Baginya, eksistensi Bank NTT harus benar memberi dampak untuk seluruh masyarakat Ngada. Upaya itu dilakukan dengan bagaiamana meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah).
“Sudah banyak peran bank NTT untuk kabupaten Ngada melalui kegiatan digitalisasi. Baik pelayanan-pelayanan yang berkaitan dengan perpajakan, retribusi, juga peran Bank NTT dalam mengoptimalkan semua penerimaan,” jelasnya.
Diakuinya selama ini ada kebocoran-kebocoran dari sumber-sumber yang semestinya memberikan penerimaan yang dapat membantu meningkatkan PAD tapi tidak bisa terlaksana dengan baik.
“Diharapkan pada saatnya nanti semua potensi ini bisa maksimal dan semua penerimaan juga maksimal sehingga tujuan kita dalam rangka meningkatkan PAD dengan menggandeng Bank NTT akan memberikan hasil yang maksimal,” imbuhnya.
Selanjutnya, Andreas mengatakan dalam rangka mendukung Bank NTT menjadi Bank Devisa di tahun 2024 nanti maka Pemkab Ngada akan menambah penyertaan modal Rp 3 Miliar di tahun 2022.
“Prinsipnya kita sangat mendukung. Wujudnya adalah penyertaan modal. Hari ini kita sudah serahkan penyertaan modal melalui Inbreng Rp 6,4 miliar dan penambahan modal Rp 3 miliar di tahun 2022,” pungkas purnawirawan polisi ini.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasional, Hilarius Minggu, mengatakan sampai saat ini sudah dua kabupaten yang melakukan penyertaan modal melalui Inbreng.
“Yang pertama itu kabupaten Rote Ndao, yang kedua hari ini kabupaten Ngada. Selanjutnya akan diikuti oleh Kabupaten Nagekeo dan Malaka yang masih dalam proses,” jelas Hilarius.
Menurutnya setelah penyerahan Inbreng ini, Bank NTT akan meminta persetujuan dari OJK.
“Biasanya paling lama 1 bulan. Setelah ada persetujuan dari OJK baru kita lanjutkan pembangunan kantor,” jelas mantan direktur kepatuhan ini.
Terkait dengan MoU, tentang penyediaan layanan perbankan untuk pengelolaan keuangan, kata Hilarius, sesuai dengan program pemerintah, Presiden RI mengharapkan semua lembaga jasa keuangan harus mengarah ke digitalisasi.
“Bank Indonesia lagi gencar-gencar mensosialisasikan. Kemungkinan ke depan itu uang tunai akan berkurang. Bisa saja semua tidak lagi pakai uang tunai hanya lewat rekening ke rekening,” jelasnya.
Diakuinya saat ini baru ada beberapa daerah seperti Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS dan Provinsi yang pengunaan digitalisasinya sesuai dengan kategori BI adalah kelompok yang maju.
“Kita harapkan dengan MoU ini ke depan kabupaten Ngada bisa berkembang dan masuk kategori maju. Kami berjanji akan meningkatkan pelayanan digitalisasi, baik di ATM maupun lainnya,” kata Hilarius Minggu.
Direktur Dana & Treasury, Yohanis Landu Praing menambahkan sesuai dengan komitmen menjadikan Bank NTT sebagai Bank Devisa di tahun 2024 mendatang, maka tahapan-tahapan telah dilakukan sesuai mekanisme dan persyaratan-persyaratannya.
Hal ini diharapkannya akan terlaksana sehingga semua transaksi-transaksi baik internal maupun eksternal bisa dilakukan.
Menurut Yohanis Landu Praing yang akrab disapa Umbu, untuk mencapai harapan besar itu maka perlu adanya kerjasama dan sinergitas dalam memfungsikan kanal-kanal pembayaran yang ada yaitu Mesin ATM, Dia Bisa, Laku Pandai, dan CMS.
“CMS ini yang saat ini kami gaungkan, karena CMS ini bisa difungsikan secara efisien. Saya mendapat informasi dari pimpinan cabang bahwa Pemkab Ngada sudah memanfaatkan CMS ini,” katanya.
Ia berharap dengan peningkatan pelayanan dengan sistem digitalisasi akan semakin membantu nasabah untuk melakukan transaksi yang cepat, mudah, tepat dan aman.
“Terima kasih atas dukungan pemerintah daerah, terlebih Bapak Bupati dan Seluruh anggota DPRD kabupaten Ngada,” katanya.
Pantuan media ini, usai penyerahan Inbreng dan penandatanganan kerjasama dengan Pemkab Ngada, Bank NTT menyerahkan cinderamata kepada Bupati dan sejumlah pejabat setda kabupaten Ngada yang hadir dalam acara tersebut.
Untuk diketahui, sejak tanggal 1 Februari 2022, pemerintah Kabupaten Ngada telah menarik dana desa yang selama ini disalurkan melalui Bank BRI ke Bank NTT. Jumlah total desa di kabupaten Ngada sebanyak 135.
Acara ini dihadiri oleh, Direktur kepatuhan Christofel Semuel Melianus Adoe, kepala cabang Bank NTT cabang Bajawa, kepala-kepala divisi dan sub divisi Bank NTT, kepala pertanahan kabupaten Ngada, sekretaris badan pendapatan daerah setda kabupaten Ngada, kabag Hukum, dan kepala bidang aset setda kabupaten Ngada.