PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT resmi menerapkan sistem pelayanan perbankan berstandar dunia.
Direktur Umum Bank NTT, Johanes Landu Praing yang didampingi Direktur Kepatuhan, Hilarius Minggu, Direktur Kredit yang juga merangkap Plt Dirut, Hari Alexander Riwu Kaho, dan Direktur Pemasaran Dana, Absalom Sine, mengungkapkan, terhitung sejak tanggal 11 Mei 2020, Bank NTT telah gunakan System Core Banking yang baru bertajuk T24 Bank NTT.
Menurut Johanes Landu Praing atau akrab disapa umbu, langkah strategis ini menjadi fondasi transformasi teknologi Bank NTT untuk meningkatkan layanan perbankan yang dapat diakses nasabah maupun masyarakat di mana dan kapan
saja.
“Sistem aplikasi ini merupakan aplikasi inti perbankan berstandar dunia yang dipakai lebih dari 2000 bank di seluruh dunia dengan fitur regulasi yang terintegrasi dan lengkap seperti Antasena, Apolo, PSAK 71, APUPPT, dll dan telah mengikuti aturan regulasi/roadmap arahan regulasi perbankan (OJK dan BI) serta data center Tier tertinggi di Indonesia (Tier IV),” jelas Umbu dalam jumpa pers pada awak media, di kantor Bank NTT Pusat, Kamis (14/5/2020) siang.
Dengan T24, kata Umbu, Bank NTT berharap semakin memperkuat Bank NTT sebagai salah satu bank digital di Indonesia serta menjamin sistem informasi dan teknologi (IT) dan ready for the future/ siap menghadapi
masa depan.
“Ini adalah pencapaian yang membanggakan bagi Bank NTT karena peralihan System Core Banking dilakukan secara serentak di seluruh kantor cabang di Provinsi NTT dan Surabaya yang memiliki 2 perbedaan waktu. Hal ini merupakan migrasi big bang yang pertama kali dilakukan oleh Bank NTT serta dilakukan pada 250 kantor Bank NTT,” tandas Umbu.
Adapun tujuan penggantian sistem ini, jelas Umbu untuk meningkatkan pelayanan Bank NTT kepada nasabah terutama dalam
hal proses otomasi, tata kelola dan pengamanan serta mempersipakan Bank NTT menjadi Bank Devisa dan bank yang siap menghadapi tantangan Indonesia 4.0 serta Bank NTT dapat menjadi Anchor Bank bagi pelaku financial dan fintech di Provinsi NTT.
Lebih lanjut dijelaskannya, Bank NTT telah melakukan proses migrasi sistem ini selama 8 bulan dengan 3 tahapan yang mengikuti Best Practice yakni Persiapan Sistem, Data Migrasi dan Go Live. Masing-masing tahapan tersebut telah dilakukan pengujian dan pengecekan data secara menyeluruh serta pelaksanaan Go Live dilakukan dengan sistem Downtime yang minimum yaitu hanya 8 jam.
“Kemarin pada saat kita migrasi, ada down time sekitar 8 jam. Jadi ada switching ATM maupun Channel yang lain itu dari jam 10 malam sampai pagi jam 6. Setelah itu dengan sendirinya ATM dan seluruh Channel kembali berfungsi normal,” jelas Umbu.
Umbu mengakui ada banyak peluang dan dampak positif terhadap perjalanan bisnis Bank NTT ke depan dengan System Core
Banking yang baru ini.
“Perseroan semakin siap mengembangkan produk dan layanan digital serta memungkinkan terus memberikan inovasi dan solusi yang bukan hanya sesuai kebutuhan nasabah tapi Exceeding Customers needs/ (melebihi kebutuhan nasabah),” tandasnya.
Selain itu, kata Umbu, inisiatif ini juga mendorong upaya Bank NTT meningkatkan efisiensi guna memenangkan persaingan di industri perbankan yang semakin
ketat.
“Pencapaian yang sekaligus menjadi tonggak perubahan System Core Banking bank milik Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/ Kabupaten di NTT ini, menjadi bukti konsistensi Bank NTT terus berinovasi sebagai komitmen untuk berperan dalam kancah perbankan nasional dan mengabdi pada negeri,” katanya.
Diakhir penjelasannya, Umbu mengatakan, Bank NTT menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Stakeholders atas dukungan yang telah diberikan.
“Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada nasabah atas ketidaknyamanan selama berlangsungnya proses peningkatan layanan ini,” pungkas Umbu. (Jefri Tapobali)