PORTALNTT.COM, KUPANG – Anggota DPR RI, Fraksi Partai Demokrat Anita Jacoba Gah menegaskan Kadis Pendidikan Provinsi NTT, Linus Lusi sangat aneh dan memberikan pernyataan ngawur di media tanpa data yang valid.
Menurut Anita Gah, sebagai seorang Kadis Pendidikan jangan menyampaikan kebohongan yang berujung menyengsarakan masyarakat terkhusus guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pasalnya ada 1345 guru P3K yang saat ini menanti kejelasan nasib dan status kapan mereka diangkat.
“Kadis Pendidikan bicara ngawur. Kemarin saat pertemuan bersama itu saya tanya dana DAU Rp 157 Miliar yang diberikan pemerintah pusat untuk membiayai 8 ribu lebih guru P3K di NTT, sudah berapa banyak guru yang diangkat? Lalu saya minta pertanggungjawaban dana tersebut apakah sudah habis atau masih ada sisanya? Karena kalau mau hitung-hitungan dana itu masih sisa karena belum semua guru P3K yang diangkat. Masih ada 1345 guru P3K yang lulus pasing grade belum diangkat dan pemprov belum membuka formasi untuk mereka,” ungkap Anita Gah Anggota Komisi X DPR RI saat menghubungi PortalNTT, Jumat 10 Maret 2023.
Anita Gah mengatakan Kadis Pendidikan pembohong karena berjanji ingin memberikan data valid tentang penggunaan dana DAU Rp 157 Miliar yang diserahkan pemerintah pusat untuk membiayai P3K tapi kenyataanya belum ada realisasi dari kadis.
“Dia (kadis) janji mau serahkan data ke saya hari Senin (6/3) tapi sampai saat ini tidak ada realisasinya. Jadi yang harus cek data di BKN Pusat itu Kadis dan serahkan data ke saya sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang diberikan pemerintah pusat,” tandas Anita Gah.
Lebih lanjut Anita Gah mengatakan, berdasarkan data yang diperolehnya, guru P3K yang telah diangkat Pemprov belum dibayar penuh dengan segala tunjangan yang menjadi hak mereka.
“Kenyataan di lapangan, ada yang mengadu ke saya mereka hanya menerima gaji Rp 3.100.000, saya punya buktinya. Artinya mereka belum dapat tunjangan. Kemarin saat audiens itu kan Kadis yang bilang gaji guru P3K beserta tunjangannya Rp 4,8 juta. Nah, ini guru-guru hanya dibayarakan Rp 3,1 juta, sisanya dimana? Ucapan kadis itu yang tidak valid,” tanya anggota DPR RI 4 periode ini.
Anita Gah menyesalkan seorang Kadis ketika ditanya lain jawabnya lain.
“Masa seorang pimpinan pendidikan provinsi cara berpikirnya seperti itu, tanya lain jawabnya lain. Ditanya realisasi anggaran kok jawabnya saya datanya tidak valid? Justru dia yang harus kasih data ke saya. Nggak jelas kadisnya. Kalau saya Gubernur copot saja kadisnya,” tegas Anita Gah.
Anita Gah Mati-matian Perjuangkan Nasig Guru Honorer
Terkait petisi 1345 Guru P3K yang salah satu pointnya ingin membawa persoalan ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai Anggota DPR RI Anita Gah mendukung setiap langkah dan perjuangan 1345 guru P3K lulus pasing grade P1.
“Saya pasti akan berjuang mati-matian untuk guru-guru honorer karena Pemerintah pusat membuka formasi begitu banyak, 1 juta. Kita baru 3 ribu lebih masih sisa 1345, ya angkat semua. Makanya saya dorong bulan April ini kan pemerintah pusat akan membuka formasi, kita jangan kecolongan seperti tahun 2022 lagi,” ungkap Anita Gah.
Selain itu terkait salah satu guru honorer yang masuk dalam 1345 guru P3K lulus pasing grade di Sumba Barat Daya yang meninggal, Anita Gah mengatakan sebagai wakil rakyat ia merasa prihatin karena ada guru honorer yang menantikan nasibnya hingga tutup usia. Menurutnya jika pada tahun 2022 pemerintah provinsi membukan formasi untuk 1345 guru P3K yang lolos pasing grade maka guru itu meskipun meninggal tapi dengan bahagia karena telah diangkat.
“Pemprov harus tanggungjawab terhadap nasib guru-guru itu, sampai sekarang ada yang sudah mati. Ada juga yang sudah sakit-sakitan. Mau tunggu sampai berapa guru yang mati baru formasi ini dibuka?” pungkas Anita mengakhiri wawancara.
Sebelumya diberitakan Kadis pendidikan NTT, Linus Lusi menilai pernyataan Anita Gah adalah tudingan tanpa data yang valid. Politisi Partai Demokrat itu disarankan untuk mengecek langsung formasi di Badan Kepegawaian Negara (BKN).
“Oleh karena itu sikap emosional Ibu Anita Gah sangat disesalkan, karena tuduhan tanpa data yang valid. Saya minta agar tidak terjadi ke depan oleh seorang anggota DPR RI. Silahkan ibu Anita mengecek langsung ke BKN validasi data dan informasi yang benar,” tegas Linus Lusi dikutip dari Koranntt.com. (*)