PORTALNTT.COM, KUPANG – Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Bekraf) melalui deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) melaksanakan kegiatan BISA Fest (Bersih, Indah, Sehat, Aman, Festifal) : Pesona Kreasi Budaya Nusa Tenggara Timur, Jumat 13 Oktober 2023 di Hotel Sotis Kupang.
Dalam sambutannya, Anita Jacoba Gah, mengatakan pada saat pandemi sektor pariwisata menjadi anjlok diakibatkan semua orang berada di rumah. Namun pasca pandemi, sektor pariwisata menjadi sektor yang paling tinggi diminati oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia, oleh karena itu menjadi peluang bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan manfaat dari pariwisata.
“Kita di NTT jangan mau kalah tapi harus bisa mengambil momen ini. Saya sebagai wakil rakyat yang memperjuangkan anggaran di tingkat pusat bekerjasama dengan dinas Pariwisata baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota bagaimana kita mengambil momen yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan sektor pariwisata di NTT,” ungkap Anita Gah dalam sambutannya dihadapan seluruh peserta BISA Fest.
Anita Gah mengatakan salah satu yang menjadi perhatian untuk ditingkatkan adalah tarian-tarian adat di 22 kabupaten/kota di NTT.
“Parowisata itu harus banyak-banyak pertunjukkan. Kita bisa lihat di Bali, ada banyak tarian yang ditunjukkan baik Pagi, Siang atau Malam dan itu yang menjadi daya tarik wisatawan. Tarian-tarian kita sangat bagus, apalagi pakian tenunannya saja sudah terlihat menarik ditambah lagi gerakan-gerakannya,” tandas anggota DPR RI empat periode ini.
Untuk itu, kata Anita Gah, dirinya berkeinginan untuk membuat event besar dengan mengandeng pihak Asita sehingga mengundang banyak wisatawan datang untuk menyaksikan even tersebut.
“Ketika orang dari luar datang maka akan banyak manfaat yang bisa kita dapatkan. Oleh karena itu dinas pariwisata khusus Kota Kupang rencanakan agendanya. Jangan pikirkan anggaran karena masih ada saya di Komisi X yang akan perjuangkan anggaran agar ditambahkan,” tegas Srikandi Demokrat.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Kupang, Josefina M.D. Getha, mengatakan saat ini sesuai data yang ada di dinas pariwisata Kota Kupang ada 40 lebih sanggar tarian.
“Dari 40 lebih sanggar yang terdata, hanya tersisa 20 sanggar saja yang masih aktif,” ungkap Josefina.
Diakuinya untuk meningkatkan pariwisata, dinas pariwisata Kota Kupang, telah melakasanakan even budaya di 51 kelurahan yang ada di Kota Kupang.
“Kami bersama penjabat Wali Kota yang lama, George M. Hadjoh telah membuat kalender event di setiap kelurahan. Anggaran yang ada memang sangat sedikit sehingga kami minta melalui Ibu Anita Gah tolong perjuangkan tambahan anggaran untuk dinas Pariwisata Kota Kupang,” katanya.
Sementara itu salah satu peserta BISA Fest, Orias Henuk menngatakan keprihatinannya dengan kondisi para pelaku budaya yang ada di Kota Kupang. Menurutnya, pihak pemerintah harus lebih memperhatikan para pelaku budaya yaitu orang-orangtua yang ada untuk mereka didampingi agar bisa menularkan semua ilmu-ilmu yang dimiliki kepada generasi penerus saat ini.
“Saya berharap dinas pariwisata Kota Kupang bisa perhatikan orang-orang yang benar-benar tahu tentang tarian-tarian daerah lalu juga tolong diperhatian para penenun agar mereka dibantu dan difasilitasi sampai pada pemasarannya sehingga bisa berdampak pada peningkatan ekonominya,” pinta Orias Henuk.
Dalam kegiatan BISA Fest tersebut ditampilakn tarian-tarian dari Sumba Barat Daya, Tarian dari Timor, Rote Ndao, dan ditutup dengan tarian dari Kabupaten Sabu Raijua.