PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Suatu kejadian menyedihkan dan dinilai tak prosedural diduga dilakukan oleh Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a (RSUD Ba’a) Kab. Rote Ndao yang membiarkan jenazah seorang pasien diagnosa covid-19 di bawa pulang oleh keluarga pasien.
Hal tersebut terungkap setelah beredarnya sebuah video di media sosial yang jelas terlihat lokasinya di RSUD Ba’a, dimana dalam video berdurasi 1 menit 5 detik itu nampak jelas ada beberapa orang yang menggotong jenazah yang diduga adalah pasien covid.
Dalam video tersebut, terdengar pula suara dari salah satu keluarga pasien yang memprotes kinerja pihak RSUD Ba’a yang dinilai “tidak becus” dalam menangani pasien yang di vonis Covid-19.
“Dong bilang Covid. Di mana orang yang penanggung jawab Covid ?” ujar seorang keluarga pasien dengan nada kesal dalam video tersebut.
Kekesalan keluarga pasien itu dikarenakan saat pasien meninggal, tidak ada pihak RSUD Ba’a yang muncul untuk berikan penjelasan pada pihak keluarga, hingga akhirnya Keluarga pun membawa pulang jenazah pasien tersebut.
Sementara itu, Direktur RSUD Ba’a yakni dr Widyanto P Adhy saat dikonfirmasi media ini melalui sambungan selular membenarkan bahwa ada seorang pasien Covid di RSUD Baa yang meninggal Pada Minggu (24/1/2021).
“Hari ini (24/1/2021) betul ada 1 pasien covid yang meninggal. Berdasarkan hasil Swab Antigen,” ujar dr Adhy.
Namun saat ditanyai oleh media ini, apakah jenazah pasien yang dibiarkan dibawa pulang pihak keluarga itu adalah pasien covid yang meninggal hari ini. dr Adhy malah enggan menjawab.
“Saya nggak bisa komentar soal itu,” singkat dr. Adhy, Dirut RSUD Ba’a
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi B di DPRD Rote Ndao yakni Denison Moy, ST saat dimintai tanggapannya oleh media ini pada, Minggu (24/1/2020) menjelaskan bahwa dirinya juga telah mendapat informasi itu dari keluarga pasien tersebut yang mengungkapkan bahwa pihak Keluarga pasien merasa aneh dengan pelayanan RSUD Ba’a.
“Saya juga sudah dapat informasi itu dari keluarga pasien. Mereka kesal dengan pihak RSUD Ba’a yang sudah vonis keluarganya terkena Virus Covid-19 tapi anehnya pihak keluarga tetap dibiarkan kontak langsung dengan pasien itu. Tadi saya sudah telpon Kadis Kesehatan Rote Ndao untuk kami anggota DPRD di Komisi B akan segera gelar RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan pihak Dinkes, RSUD Ba’a dan Keluarga pasien untuk tau jelas penjelasan mereka seperti apa,” ungkap Deni Moy.
“Kalo benar itu pasien Covid-19, kenapa keluarga dibiarkan kontak langsung dengan pasien? Kenapa saat pasien meninggal, keluarga dibiarkan membawa pulang Jenazah pasien?”
lanjut Deni Moy penuh tanya.
Senada pula dengan Deni Moy, Wakil Ketua DPRD Rote Ndao yakni Paulus Henuk, SH juga mempertanyakan kebenaran hasil pemeriksaan RSUD Baa yang menyatakan bahwa pasien tersebut benar terkena virus Covid-19.
“Saya tadi di telpon oleh pihak keluarga. dan setelah saya sampai di RSUD Ba’a, saya berkoordinasi dgn keluarga supaya mengikhlaskan pasien dimakamkan secara Protocol Covid dan pihak keluarga prinsipnya setuju. Namun mereka minta supaya keluarga yang sudah bersentuhan dengan pasien sejak sakitnya sampai dengan meninggal di RS agar segera dilakukan Rapid / swab, karena kuatir mereka sudah terpapar. Dan ternyata permintaan sudah dari kemarin, tapi tidak ada tindakan nyata dari RSUD Ba’a untuk rapid terhadap keluarga pasien,” jelas Paulus Henuk.
“Saya minta Bupati segera melakukan pergantian Direktur RSUD Ba’a dengan orang yang lebih Profesional dan memiliki kemampuan Menejerial dan Leadership yang lebih baik. Kesehatan Masyarakat perlu diberi perhatian serius,” lanjut Paulus Henuk.
Paulus Henuk juga pada dasarnya mengapresiasi tenaga medis di Rote Ndao yang sudaj berjuang keras untuk membantu masyarakat. Tapi kalau pemimpinnya kurang memiliki “sense of Criss” khususnya terkait Kesehatan masyarakat maka nyawa rakyat bisa menjadi taruhan.
Penulis: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali