PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Sebanyak 22 desa persiapan di Kabupaten Rote Ndao, bersiap menyambut status baru, sebagai desa definitif. Semua kelengkapan yang disyaratkan, secara berjenjang telah terpenuhi. Yang kini berproses di Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI).
Dengan legitimasi awal menjadi desa persiapan adalah, melalui kode register yang diperoleh dari Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor B. Laiskodat. Kemudian, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, meresmikan, dan mengangkat serta melantik Penjabat Kepala Desa (Pj Kades) untuk memimpin desa persiapan, seperti dilansir timex, Senin (14/2) lalu.
Ke-22 desa persiapan yang siap definitif, tersebar di 7 wilayah kecamatan. Dan Kecamatan Lobalain, memiliki jumlah terbanyak, dengan 7 desa persiapan, yang dimekarkan dari 3 wilayah kelurahan dan 6 desa.
Yakni, desa persiapan Nitaso, dimekar dari Kelurahan Metina, Loman, dari Kelurahan Mokdale, Lelain, dari Desa Holoama, dan Leteklain, dari Desa Helebeik. Kemudian, sebagian wilayah Kelurahan Namodale dan Desa Baadale, digabung menjadi desa persiapan Menggelama. Begitu juga desa persiapan Suesama, yang berasal dari sebagian wilayah Desa Oematamboli dan Desa Kolobolon.
Di urutan terbanyak kedua adalah Kecamatan Rote Barat Daya. Dengan 6 desa persiapan dimekar dari 6 desa yang didukung luas wilayah serta jumlah penduduk untuk dimekarkan.
Ke-6 desa persiapan dengan masing-masing desa induknya adalah, desa persiapan Soruk, dimekarkan dari Desa Oebafok, Huleaman, dari Desa Oeseli, dan Fia Fangga, Desa Oelasin. Kemudian, Desa Oetefu, mekarkan Okabeuk, Lalukoen, mekarkan Nggai Holu, dan Oebatu, mekarkan Foembura.
Tiga desa persiapan dimekarkan dari wilayah Kecamatan Rote Tengah. Masing-masing adalah, Desa persiapan Daifa’din, Lidaloak, dan Lidasue. Ketiga desa persiapan tersebut merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Onatali (Daifa’din), Desa Lidamanu dan Maubesi (Lidaloak), kemudian, Suebela dan Lidabesi (Lidasue).
Selanjutnya, Kecamatan Pantai Baru dan Rote Timur, terdapat 4 desa persiapan. Dengan jumlah yang sama, sebanyak dua desa persiapan, sama-sama tengah bersiap menyambut legitimasi menjadi desa definitif.
Dan ke-4 desa persiapan tersebut adalah, Tungaoli, mekar dari Desa Tungganamo, dan Tetuli, dari Desa Keoen (Kecamatan Pantai Baru). Penaoen, mekar dari Desa Serubeba dan Tandetui, yang mekar dari penggabungan sebagian Desa Faifua dan Hundihopo (Kecamatan Rote Timur).
“Dua desa persiapan lainnya berada di dua kecamatan. Desa persiapan Oelaba, dimekar dari desa induk Oelua, di Kecamatan Loaholu. Dan desa persiapan Teu Esa, dari Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat. Sehingga totalnya ada 22 desa persiapan,” kata kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Rote Ndao, Yames M.K. Therik, kepada Timor Express, beberapa waktu lalu.
Fix Tanpa Masalah Jadi Definitif
Tahapan yang baru saja diselesaikan untuk beralih status dari desa persiapan menjadi definitif adalah verifikasi faktual. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memverifikasi dan memastikan dengan teliti terhadap sejumlah administrasi yang disyaratkan.
Satu per satu, desa persiapan didatangi langsung oleh tim dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Provinsi Nusa Tenggara Timur (DPMD NTT). Begitu juga tim yang dibentuk dari DPMD setempat, bersama-sama, melakukan proses tersebut (verifikasi faktual) dengan begitu teliti.
Kegiatanya mulai dilaksanakan Kamis (3/11) hingga Sabtu (5/11) lalu. Dengan teknis pelaksanaan dilakukan kolaboratif dengan sistem pembagian wilayah (zonasi) oleh lima tim verifikator.
Kelima tim dengan keanggotaanya adalah, Octa Grandi F. Angi, dan Agustinus T. Dalin, yang merupakan utusan DPMD Provinsi NTT. Sedangkan, Arpolita Dae Panie, Deddy Nalle, Adhi Ndaumanu dan Yanto Ndolu, tergabung dalam tim 1, dari DPMD setempat.
Tim kedua, Ester Giri, Johanes B.P. Pailo, bersama, Mateos Bessie, Yufri Dethan, Marid Mbeo dan Ronald Mooy. Tim ketiga, Jarni A. Sanu, Andry A.M. Pellondou, bersama Wendy Eoh Ndolu, Elisa Suki, Wellem Sui, dan Yusthen Elia.
Selanjutnya, Dokci Jarce J. Non, dan Hendrin F.C. Bartels, bersama Lily Daryati, Samuel Thonak, Wempi Pandang dan Mary Kanuk, tergabung dalam tim 4. Kemudian, di tim 5, Adi N.T. Langga dan Andreas A.R. Langga, bersama Lerry Rotte, Oscar Bolla, Sigit Hadi, dan Roy Thonak.
“Ada lima tim yang melaksanakan kegiatan verifikasi ke semua desa persiapan. Dan di dalam masing-masing tim, terdapat dua dari 10 orang yang merupakan tim dari dinas PMD provinsi NTT, dengan waktu pelaksanaan verifikasi berlangsung selama 3 hari, dan sudah selesai, Sabtu (5/11) lalu,” kata Yames.
“Tim 1, di desa persiapan, Leteklain, Daefadin, Lidaloak dan Lidasue. Tim 2, Ne’e, Lelain, Penaoen, Tandetui dan Soruk. Tim 3, Loman, Teu Esa, dan Oelaba. Tim 4, Suesama, Okabeuk, Ngaiholu, dan Huleaman. Serta tim 5, di Nitaso, Menggelama, Tetuli, Tunggaoli, Foembura dan Fiafangga,” sambungnya.
Sedangkan terhadap hasil verifikasi, ke-22 desa persiapan tersebut dipastikan lolos, karena telah memenuhi semua persyaratan menjadi desa definitif. Hal tersebut ditegaskan oleh sekretaris DPMD provinsi NTT, Octa Grandi F. Angi, yang juga sebagai salah satu tim verifikator.
“Tidak ada masalah. Semua yang diminta, seluruhnya sudah dipenuhi. Dan proses ini berlanjut ke tingkat Kemendagri,” tegas Octa Grandi F. Angi.
Dengan hasil yang diperoleh dari perjuangan panjang dan melelahkan itu, memantik apresiasi Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu. Dengan bangga, dirinya menyampaikan rasa terima kasihnya, sekaligus memotivasi. Bahwa, tak lama lagi, daerah yang dipimpinanya memiliki 134 desa, yang kini proses definitif ke-22 desa persiapan masih terus diperjuangkan.
“Perjuangan kita belum berakhir, sampai diresmikan sebagai desa definitif. Karena itu, teruslah bekerja keras untuk mencapai target kita,” kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu.
“Paling lambat satu tahun, desa persiapan ini beralih menjadi desa definitif, supaya lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat di desa-desa. Mari, sama-sama, kita bahu-membahu meringankan beban ini. Dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses ini,” ungkapnya. (***)