PORTALNTT.COM, RUTENG – Sebanyak 1500 orang penari melakukan tarian masal dalam rangka menyambut para peserta event balap sepeda bertaraf internasional, Tour de Flores (TdF) 2017, etape kelima di lapangan Motang Rua.
Ketua koordinator, Felix Edon menjelaskan tarian ini namanya Ndundundake sebagai bentuk kegembiraan dalam menyambut para tamu yang datang.
“Tarian ini mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukur atas hasil panen, acara adat dan acara-acara lainnya seperti saat ini,” ungkap Edon pada portalNTT di lapangan Motang Rua, Selasa (18/7/2017).
Ditanya tentang berapa lama persiapannya, kata Edon, untuk mempersiapkan tarian ini, para penari dilatih selama dua minggu.
“Persiapannya cukup singkat hanya dua minggu saja tapi kekompakan tim sungguh luar biasa, meskipun para pesertanya terdiri dari berbagai kalangan seperti TNI/Polri, ASN dari berbagai instalasi, organisasi wanita, PKK, dari sanggar-sanggar serta sekolah-sekolah,” jelasnya.
Edon menambahkan, jumlah ini memecahkan rekor lokal, pasalnya pada tahun 2014 pernah dilakukan tarian Doku dengan jumlah peserta 1000 orang.
Dia juga berharap dengan disuguhi tarian Ndundundake ini, para pebalap akan merasa terhibur dan akan memperkenalkannya kepada dunia melalui rekan-rekan media, baik nasional maupun mancanegara yang ikut meliput kegiatan ini.
Meggy Kepe, salah satu peserta tarian Ndundundake mengungkapkan rasa bahagia karena bisa melakukan tarian dengan baik. Diakuinya dalam sesi latihan tidak ada kendala yang berarti karena para peserta rata-rata sudah paham gerakannya.
“Tidak ada yang sulit, semua bisa menjaga kekompakan baik saat latihan maupun saat tampil tadi,” ungkap Meggy Kepe.
Pantauan media ini, antusias masyarakat Manggarai, khususnya di ibukota Ruteng sangat tinggi. Ribuan masyarakat memenuhi sepanjang jalan menuju garis finish.
Selain tarian masal Ndundundake, pat peserta Tour de Flores dan rombongan panitia juga dihibur dengan tarian caci.
Chairman, Primus Dorimulu mengaku kagum dan bangga karena setelah menempuh empat etape dan saat ini di etape kelima (Borong-Ruteng) penyambutan masyarakat dan pemerintah sangat luar biasa.
Menurutnya, dukungan ini memberikan harapan bagi perkembangan pariwisata di Manggarai dan Flores secara keseluruhan.
“Jujur saya katakan, ini penyambutan yang luar biasa,” ungkap Primus.
Selain itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, DR. Marius Jelamu kepada Kabarnusantara.net mengatakan saat tarian masal “Ndundu Ndake” dipentaskan, bulu kuduknya berdiri. Jelamu mengaku merinding melihat ribuan penari bergoyang dengan gerakan yang indah dan memukau.
Kekagumannya semakin besar ketika melihat lautan manusia memadati alun-alun kota Ruteng hendak menyaksikan secara langsung ajang bergengsi itu dan atraksi budayanya yang unik.
“Ajang ini tidak sekedar untuk mengangkat potensi pariwisata NTT. Tetapi sesungguhnya, kita sedang mengangkat martabat daerah kita, martabat bangsa kita di mata dunia internasional bahwa Indonesia khususnya NTT adalah negeri yang damai, aman dan layak untuk dikunjungi,” pungkasnya.
Pada etape V TdF 2017, Pebalap Asal Inggris, Daniel Whitehouse dari CCN Cycling Team (Laos), menjadi juara etape V Tour de Flores (TdF) 2017.
Whitehouse menyingkirkan lawan-lawannya dengan catatan waktu 1 jam, 42 menit, 57 detik.
Arvin Moazamigodarzi Pebalap Iran dari tim Pishgaman Cycling Team berhasil finis di posisi kedua terpaut 4 menit 32 detik. Peringkat tiga diraih pebalap Indonesia Muhammad Iman Arifin dari KFC Cycling Team. (Jefri)